Markus 8 atau pasal kedelapan Injil Markus berisi dua mukjizat Yesus, pengakuan Petrus bahwa dia percaya Yesus adalah Mesias, dan prediksi pertama Yesus tentang kematian dan kebangkitanNya sendiri. Bagian ini merupakan pertengahan Injil dan titik balik dalam Markus antara deskripsi Markus tentang Yesus sebagai guru dan pembuat mukjizat hingga fokusnya pada peran kematian Yesus, dan kesulitan para murid menerima ajaranNya.
Memberi makan 4000 orang dan menyembuhkan orang buta di Betsaida
Seperti Markus 6:30-44 Markus 8 menggambarkan Yesus memberi makan orang banyak ketika hampir tidak ada makanan sama sekali bagi mereka. Dia mengajar orang banyak di tempat terpencil, “Kira-kira empat ribu orang…” (9) dan semua orang lapar tetapi pada mereka hanya ada tujuh potong roti dan beberapa ikan. Yesus mengambil roti dan ikan itu, mengucap syukur, dan kemudian menyuruh para murid membagikan makanan itu. Teks dalam bahasa Yunani menggunakan kata eukaristein untuk tindakanNya itu. Setelah semua orang makan, mereka masih mendapatkan tujuh bakul makanan tersisa. Matius juga mencatat kejadian ini dalam pasal 15:29-39 namun baik Lukas maupun Yohanes tidak; keduanya hanua mencatat peristiwa pemberian makan sebelumnya, kepada 5.000 orang. Para ahli yang skeptis menyimpulkan bahwa perikop ini hanyalah pengulangan cerita dalam Markus 6 dengan sedikit rincian, seperti jumlah roti dan keranjang, yang diubah. Lukas mulai dari memberi makan 5000 orang hingga pengakuan Petrus dalam Lukas 9.
Mereka berangkat dengan perahu dan pergi ke Dalmanutha, yang tercantum dalam Matius sebagai Magadan dan beberapa naskah awal Markus sebagai Magdala, rumah Maria Magdalena. Di sana Yesus bertemu dengan orang-orang Farisi yang memintanya melakukan mukjizat bagi mereka. “Tetapi jawab Yesus, ‘Mengapa angkatan ini meminta tanda yang ajaib? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, tidak akan diberikan tanda kepada mereka.'” . Matius dan Lukas mengatakan bahwa hanya Tanda Yunus yang akan diberikan (Matius 12:38-39, 16:1-4, Lukas 11:29-30). . Mereka berangkat dengan perahu. Di seberang danau, mungkin Laut Galilea, mereka menemukan bahwa mereka hanya membawa sepotong roti saja. Yesus mewanti-wanti murid-muridnya agar waspada dan “Hati-hati terhadap ragi orang Farisi dan ragi Herodes.” Ia mengkritik orang-orang Farisi dalam pertemuan terakhir dengan mereka. Murid-muridnya mengira dia sedang memarahi mereka karena tidak mempunyai cukup roti namun Yesus malah menegur mereka karena tidak memahamiNya:
“Mengapa kamu memperbincangkan soal tidak ada roti? Belum jugakah kamu faham dan mengerti? Telah degilkan hatimu? Kamu mempunyai mata, tidakkah kamu melihat dan kamu mempunyai telinga tidakkah kamu mendengar? Tidakkah kamu ingat lagi pada waktu Aku memecahkan lima roti untuk lima ribu orang dan berapa keranjang yang kamu ambil?” “Dua belas bakul” jawab mereka. “Dan ketika Aku memecahkan tujuh roti untuk empat ribu orang itu dan berapa bakul penuh potongan yang kamu kumpulkan? “Jawab mereka “Tujuh bakul”. Dan Bagaimana mungkin kamu tidak mengerti bahwa bukan roti yang kumaksudkan. ” Mereka menjawab, “Tujuh.” Lalu kataNya kepada mereka, “Masihkah kamu belum mengerti?” (17-21)
Yesus tidak memberi penjelasan lebih jauh dan mereka pergi ke Betsaida di mana mereka bertemu dengan seorang buta. Dia meludahi mata orang itu dan orang itu dapat melihat sebagian, kemudian dia menyentuh matanya lagi dan orang itu sembuh total. Mukjizat ini hanya ada dalam Injil Markus.
Keseluruhan rangkaian ini, bersama dengan pasal sebelumnya, menunjukkan apa yang dilakukan Yesus dengan orang bukan Yahudi. Yesus memberi makan para pendengar Yahudi dalam Markus 6 namun di sini kemungkinan besar dia memberi makan orang bukan Yahudi. Dia menolak melakukan mukjizat bagi orang Farisi yang memintanya, namun Ia melakukan mukjizat bagi orang bukan Yahudi yang tidak meminta agar Ia melakukannya. Penjelasan Yesus yang penuh teka-teki tentang makna mukjizat dan kebingungan para muridnya yang dikontraskan dengan tindakan Yesus memulihkan penglihatan seorang non-Yahudi mungkin secara simbolis menunjukkan upaya Yesus, dan upaya Markus, untuk membuat pembaca/pendengar memahami apa yang hendak disampaikan kepada mereka. Matius dengan jelas menyatakan dalam 16:12 bahwa Yesus berkata agar mereka berhati-hati pada ajaran orang Farisi, namun dalam 23:1-3 Yesus menyuruh mereka melakukan apa yang dikatakan orang Farisi karena otoritas mereka, kendati Ia mencap mereka sebagai orang munafik. “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka; karena mereka mengajarkannya namun tidak melakukannya.” Artikel Ensiklopedia Yahudi tentang Yesus berpendapat bahwa Halakah [“Hukum Yahudi”] belum memiliki bentuk yang pasti pada periode itu karena perselisihan di antara mahzab Hillel yang tua dan Shammai. Dua belas bakul dari pemberian makan yang pertama mungkin mengacu pada Dua Belas suku Israel, sedang tujuh bakul dari pemberian makan yang kedua merujuk kepada tujuh negara di sekeliling Israel pada masa itu.
Pengakuan Petrus dan nubuat Yesus
Markus memulai paruh kedua kitabnya dengan kisah Yesus dan para murid melakukan perjalanan ke Kaisarea Filipi. Yesus bertanya kepada mereka, menurut orang-orang, siapa Dia sebenarnya. Yohanes atau Elia, jawab mereka. Yesus lalu menanyakan pendapat mereka pribadi. Petrus mengatakan keyakinannya, Yesus adalah “Kristus”, Yang Diurapi. Yesus menyuruh mereka merahasiakannya.
Yesus menyatakan kepada mereka bahwa dia harus dianiaya oleh para imam dan guru-guru Taurat dan akan dibunuh dan setelah tiga hari Ia akan bangkit kembali. Petrus menegur dia tetapi Yesus menjawab “‘Enyahlah, Iblis!…Sebab engkau bukan memikirkan apa dipikirkan Allah, melainkan yang dipikirkan manusia.'” (33). Petrus baru saja menyatakan bahwa Yesus adalah Yang Diurapi, tetapi kemudian Yesus mengatakan kepadanya bahwa Dia harus mati, yang tidak dapat diterima oleh Petrus. Markus kemudian mengisahkan Yesus memanggil orang banyak untuk mendengarkanNya, yang mengandung asumsi bahwa mereka telah tiba di kota, atau bahwa Markus hanya ingin menunjukkan bahwa jawaban Yesus kepada Petrus berlaku untuk semua orang, termasuk pembaca juga. Dia berkata:
“Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa yang kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia namun ia kehilangan nyawanya? Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab barangsiapa malu terhadap Aku dan perkataanKu di tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusia pun akan malu kepada orang itu apabila Ia datang dalam kemuliaan Bapa-Nya diiringi para malaikat kudus.” (34-38)
Teguran Petrus terhadap Yesus dan jawaban Yesus dapat mewakili upaya Markus menghilangkan ketidakpercayaan pembaca pada makna kematian dan keilahian Yesus. Markus mengatakan siapa pun yang kehilangan nyawanya demi Yesus atau “Injil” akan diselamatkan. Yesus, setelah Petrus mengatakan bahwa dia adalah Mesias, menyebut dirinya Anak Manusia, mungkin suatu kutipan dari Dan 7:13. Ini berasal dari visi kenabian yang konon digunakan di tempat lain, seperti dalam Why 1:13 dan 14:14. Markus mencoba menunjukkan kepada pembaca bahwa meskipun mereka akan membaca tentang kematian Yesus, Dia tetaplah Mesias dan bahwa Perjanjian Lama telah meramalkan hal ini serta kemungkinan penderitaan mereka sebagai orang Kristen. “Memikul salib” telah menjadi gagasan umum agama Kristen selama berabad-abad. Markus segera memperkuat klaim Yesus tentang keilahian di pasal 9 berikutnya dengan Transfigurasi.
Matius memiliki urutan cerita yang sama dengan pasal ini di pasal 15 dan 16.