Untuk Pewarta dan Pro-Diakon Awam
Oleh: FX Bambang Kussriyanto
Mrk 5:1-20 Kuasa Yesus atas roh jahat
5:1 Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa. 2 Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia. 3 Orang itu diam di sana dan tidak ada seorang pun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai, 4 karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya. 5 Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu. 6 Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, 7 dan dengan keras ia berteriak: “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!” 8 Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: “Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!” 9 Kemudian Ia bertanya kepada orang itu: “Siapa namamu?” Jawabnya: “Namaku Legion, karena kami banyak.” 10 Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu keluar dari daerah itu. 11 Adalah di sana di lereng bukit sejumlah besar babi sedang mencari makan, 12 lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya, katanya: “Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, biarkanlah kami memasukinya!” 13 Yesus mengabulkan permintaan mereka. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya. 14 Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan menceriterakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi. 15 Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk, sudah berpakaian dan sudah waras, orang yang tadinya kerasukan legion itu. Maka takutlah mereka.16 Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceriterakan kepada mereka tentang apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu. 17 Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka. 18 Pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Dia. 19 Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!” 20 Orang itu pun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran.
↘↘↘
[Perikop Mrk 5:1-20 – digunakanndalam Liturgi pada hari Senin Pekan Biasa IV]
“Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa” (ay 1). Gerasa salah satu dari sepuluh kota berbudaya Yunani (Dekapolis) di timur dan selatan Laut Galilea yang sekarang identik dengan kota Jerash di Transyordania; sebelah utara Amman, Yordania. Gerasa diperkirakan didirikan oleh Aleksander Agung, tetapi asal-usulnya yang definitif hanya bisa dilacak sampai Antiokhus Epifanes pada abad kedua SebM. Kawasan ini pada masa itu sudah di luar kawasan iman Israel. Jika Yesus berada di sana dan mewartakan Kerajaan Allah, artinya Kerajaan Allah pun mulai terbuka bagi bangsa-bangsa lain di luar Israel..
Seorang yang menjadi gila karena kerasukan kekuatan banyak roh jahat dan tinggal di pekuburan menemukan perlindungan pada satu orang yang bisa membebaskan mereka, Yesus. “Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia.” (ay 2)Orang itu tinggal terkucil di pekuburan, karena tidak ada seorang pun yang sanggup mengendalikannya, “karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya” (ay 4). Ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit berteriak-teriak dan menyiksa dirinya sendiri. Ketika ia melihat Yesus dari jauh, berlarilah ia mendapatkan-Nya lalu menyembah-Nya, dan dengan keras ia berteriak: “Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa aku!” Karena sebelumnya Yesus mengatakan kepadanya: “Hai engkau roh jahat! Keluar dari orang ini!” (ay 6-8). Injil Markus menggambarkan kekuatan roh jahat ini merupakan suatu legiun (ay 9). Legiun adalah kekuatan besar— pasukan yang terdiri dari 6.000 prajurit! Bagi rakyat Palestina, kehadiran pasukan pendudukan, suatu legiun, baik roh maupun manusia, walaupun tempatnya di perbatasan, adalah teror yang menakutkan! Legiun yang paling liar bisa melakukan kekejaman yang tidak dapat disebutkan namanya.
Yesus merasa kasihan pada orang yang dikuasai oleh segerombolan besar roh jahat itu. Orang itu minta agar Yesus tidak mengusir roh-roh jahat keluar dari daerah itu, tetapi agar mereka merasuki babi-babi di situ (ay 10-12). Permintaan itu dikabulkan Yesus. Lalu keluarlah roh-roh jahat itu dan memasuki babi-babi itu. Kawanan babi yang kira-kira dua ribu jumlahnya itu terjun dari tepi jurang ke dalam danau dan mati lemas di dalamnya (ay 13). Kekuatan dahsyat setan-setan ini terlihat jelas bagi semua orang yang melihat bagaimana mereka melarikan diri dan menghancurkan kawanan babi. Namun kawanan babi itu bukan binatang liar, melainkan ternak yang digembalakan. Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan menceriterakan hal itu di kota dan di kampung-kampung sekitarnya. Lalu keluarlah orang untuk melihat apa yang terjadi (ay 14). Gemparlah daerah itu. Seluruh penduduk keluar menemui Dia. Mereka datang kepada Yesus dan melihat orang yang kerasukan itu duduk, sudah berpakaian dan sudah waras, orang yang tadinya kerasukan legion itu. Maka takutlah mereka (ay 15). Keterangan tambahan dengan bumbu-bumbu yang membesarkan kejadian diperoleh dari para saksi mata. Orang-orang yang telah melihat sendiri hal itu menceriterakan kepada mereka tentang apa yang telah terjadi atas orang yang kerasukan setan itu, dan tentang babi-babi itu (ay 16). Sebagian masyarakat bisnis babi tidak mau menderita kerugian lebih besar karena kehadiran Yesus. Pada umumnya mereka adalah bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah Israel. Lalu mereka mendesak Yesus supaya Ia meninggalkan daerah mereka (ay 17).
Akibat lain dari peristiwa itu adalah “pada waktu Yesus naik lagi ke dalam perahu, orang yang tadinya kerasukan setan itu meminta, supaya ia diperkenankan menyertai Dia” (ay 18). Mungkin karena sungguh besar syukur dan terima kasihnya karena telah dibebaskan Yesus dari belenggu roh jahat yang membuatnya sangat menderita selama itu. Tetapi “Yesus tidak memperkenankannya, tetapi Ia berkata kepada orang itu: “Pulanglah ke rumahmu, kepada orang-orang sekampungmu, dan beritahukanlah kepada mereka segala sesuatu yang telah diperbuat oleh Tuhan atasmu dan bagaimana Ia telah mengasihani engkau!” (ay 19). Yesus menjadikan dia utusan khusus untuk mewartakan kebaikan Tuhan di daerahnya sendiri. “Orang itu pun pergilah dan mulai memberitakan di daerah Dekapolis segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya dan mereka semua menjadi heran” (ay 20). Orang itu pun menjadi penabur kabar baik tentang keselamatan yang datang dari Allah.
Inti kisah yang panjang ini bagi para murid dan pengikut Yesus menunjukkan kuasa yang sangat besar dari Yesus sang Guru. Ia mampu mengalahkan roh jahat satu legiun! Dan karena kuasa pengusiran roh jahat itu benih Kerajaan Allah ditabur di daerah asing, Ketika Yesus menenangkan badai dan gelombang para murid dan pengikut bertanya-tanya : “Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?” (ay 41). Sekarang pertanyaan itu bertambah lagi : “Siapa gerangan orang ini, sehingga pasukan roh jahat satu legiun pun taat kepada-Nya?”
“O Yesus, lepaskan segala sesuatu yang belenggu aku agar aku dapat mencintaiMu seutuhnya dan berjalan di jalan hidup yang Engkau sediakan. Semoga tidak ada apa pun yang menghalangiku untuk menikmati hidup bersamaMu.”
Mrk 5:21-43 Kuasa atas kematian dan kesehatan
5:21 Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau, 22 datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya 23 dan memohon dengan sangat kepada-Nya: “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.” 24 Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya.
25 Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. 26 Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. 27 Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. 28 Sebab katanya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” 29 Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. 30 Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: “Siapa yang menjamah jubah-Ku?” 31 Murid-murid-Nya menjawab: “Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?” 32 Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. 33 Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya. 34 Maka kata-Nya kepada perempuan itu: “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!”
35 Ketika Yesus masih berbicara datanglah orang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: “Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?” 36 Tetapi Yesus tidak menghiraukan perkataan mereka dan berkata kepada kepala rumah ibadat: “Jangan takut, percaya saja!” 37 Lalu Yesus tidak memperbolehkan seorang pun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus. 38 Mereka tiba di rumah kepala rumah ibadat, dan di sana dilihat-Nya orang-orang ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring. 39 Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: “Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!” 40 Tetapi mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu dan mereka yang bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu. 41 Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: “Talita kum,” yang berarti: “Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!” 42 Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah dua belas tahun. Semua orang yang hadir sangat takjub. 43 Dengan sangat Ia berpesan kepada mereka, supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan.
↘↘↘
[Perikop Mrk 5:21-43 atau 5:21-24, 35-43 – digunakan dalam Liturgi pada hari Selasa dalam Pekan Biasa IV dan pada Hari Minggu Biasa XIII – Tahun B]
Perikop panjang Mrk 5:21-43 ini terdiri dari dua kisah. Kisah utama tentang anak Yairus yang menceritakan kuasa Yesus atas kematian (ay 21-24, 35-43) dan kisah sisipan kuasa Yesus menyembuhkan pendarahan seorang perempuan (ay 25-34). Markus berulang kali menggunakan pola tutur “sandwich” ini dalam Injil tulisannya (lih Mrk 3:19b–21; Mrk 3:22–30; 3:31–35; 6:6b–13; 6:14–29; 6:30; 11:12–14; 11:15–19; 11:20–25; 14:53; 14:54; 14:55–65; 14:66–73).
Orang-orang yang hampir putus asa dan tidak berdaya tidak kecewa ketika mereka mencari Yesus. Dikisahkan setelah meninggalkan Gerasa, “Sesudah Yesus menyeberang lagi dengan perahu, orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia. Sedang Ia berada di tepi danau, datanglah seorang kepala rumah ibadat yang bernama Yairus. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan memohon dengan sangat kepada-Nya: “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.” (ay 21-23). Nama Yairus adalah bentuk Yunani dari nama Ibrani yang sebenarnya, Yair. Ia seorang pengurus sinagoga yang besar kasihnya kepada anaknya perempuan yang sedang sakit, hampir mati. Mungkin ia sudah pernah menyaksikan Yesus membuat mujizat kesembuhan atau karena banyak mendengar berita-berita penyembuhan yang dilakukan Yesus, ia memandang Yesus sebagai sumber keselamatan yang dapat diharapkan. Karena itu ia datang kepada Yesus dan menyembah serta memohon: “Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup.”
Yesus pun tanggap betapa mendesak permohonan yang timbul dari kasih yang dalam dan besarnya harapan Yairus kepadaNya. “Lalu pergilah Yesus dengan orang itu. Orang banyak berbondong-bondong mengikuti Dia dan berdesak-desakan di dekat-Nya” (ay 24).
Selagi rombongan Yesus berdesakan di jalan menuju rumah Yairus, “pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: “Siapa yang menjamah jubah-Ku?” Murid-murid-Nya menjawab: “Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?” Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. (ay 30-32) Seorang perempuan, dengan takut dan gemetar tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya.(ay 33). Sudah dua belas tahun lamanya ia menderita pendarahan. Ia telah diobati oleh berbagai tabib, sehingga hartanya habis untuk biaya, namun ia sama sekali tidak membaik malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab ia yakin : “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. (ay 25-29). Yesus berkata kepada perempuan itu: “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!” (ay 33)
Belum lagi selesai Ia bicara datang berita dari rumah bahwa anak perempuan Yairus kepala rumah ibadat itu sudah mati, dan Yairus tidak perlu lagi menyusahkan Guru. Yesus berkata kepada Yairus: “Jangan takut, percaya saja!” Lalu Yesus mengajak Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus saja dan meninggal yang lain. Mereka tiba di rumah Yairus kepala sinagoga, dan di sana orang-orang pada ribut, menangis dan meratap. Ia berkata kepada orang-orang itu: “Mengapa kamu ribut dan menangis? Anak ini tidak mati, tetapi tidur!” Mereka menertawakan Dia. Maka diusir-Nya semua orang itu, lalu dibawa-Nya ayah dan ibu anak itu bersama-sama dengan Dia masuk ke kamar anak itu. Dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: “Talita kum,” yang berarti: “Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!” Seketika itu juga anak itu bangkit berdiri dan berjalan; umurnya dua belas tahun. Semua orang yang hadir Yairus dan isterinya, Petrus, Yakobus dan Yohanes sangat takjub. Dengan sangat Yesus berpesan kepada mereka, supaya jangan seorang pun mengetahui hal itu, lalu Ia menyuruh mereka memberi anak itu makan (ay 34-43).
Ephrem dari Suriah, seorang bapa Gereja abad ke-4, mengomentari mukjizat ini: “Maha Suci Engkau, Anak Allah yang tersembunyi, karena kuasa penyembuhan-Mu dinyatakan melalui derita yang tersembunyi dari wanita yang mengalami pendarahan duabelas itu. Berkat wanita yang tampak di hadapan mereka, para saksi dimampukan melihat daya ilahi yang tidak tampak. Melalui kuasaMu menghidupkan kembali puteri Yairus yang berumur duabelas tahun dan baru saja mati, keilahianMu diketahui. Melalui kesembuhan para perempuan tua-muda yang menderita itu, iman mereka menjadi nyata. Para perempuan menjadi saksi keilahian Yesus, dan Yesus pun menjadi saksi iman mereka. Dia memahami iman mereka yang tersembunyi, dan memberi mereka kesembuhan yang nyata.”
Petrus Chrysologus, seorang bapa Gereja abad ke-5 memberi komentari mukjizat ini: “Yairus seorang pemimpin sinagoga, ahli dalam hukum Taurat. Dia pasti pernah membaca bahwa melalui firman-Nya Tuhan menciptakan segala sesuatu, tetapi manusia diciptakan tangan Tuhan. Karena itu, ia percaya pada Tuhan bahwa putrinya akan diciptakan kembali, dihidupkan lagi oleh tangan yang sama yang, ia tahu telah menciptakannya. Dia yang memegang anaknya, telah membentuknya dari ketiadaan, kini sekali lagi meletakkan tangannya atas puterinya itu dan membentuknya kembali dari kematian.”
Dalam kedua kisah Injil Markus kita menjadi saksi kepedulian pribadi Yesus terhadap kebutuhan orang lain dan kesiapan-Nya untuk menyembuhkan dan memulihkan kehidupan. Di dalam Yesus kita menyaksikan kasih Allah yang sangat besar tertuju kepada setiap individu dengan memberikan diri-Nya secara cuma-cuma kepada setiap orang yang memohon kepadaNya.
“Tuhan, Engkau mengasihi kami masing-masing dengan cinta yang unik dan pribadi. Sentuhlah hidupku dengan kekuatanMu yang menyelamatkan, sembuhkan dan kembalikan aku kepada kepenuhan hidup. Bantulah aku untuk memberikan seluruh diriku dalam pelayanan kasih kepada sesama.”
Kembali ke Injil Markus Pengantar
Lanjut ke Injil Markus 6