Untuk Pewarta dan Pro-Diakon Awam
Oleh FX Bambang Kussriyanto
PENGANTAR
Injil Matius tidak menyebutkan nama penyusunnya, tetapi kesaksian Gereja purba pada umumnya menyatakan bahwa pengarang kitab ini adalah rasul Matius. Kata-kata pada judul “Menurut Matius”, jika tidak asli, ditambahkan menjelang awal abad kedua atau masa sebelumnya.
Injil Matius sangat dikenal di kalangan Gereja purba. Kutipan dari dan rujukan-rujuan pada teks Injil Matius terdapat dalam Didakhe dan dalam tulisan-tulisan Santo Ignatius dari Antiokhia pada awal abad kedua. Dari masa uskup Papias dari Hierapolis (sekitar tahun 120) penulis kitab Injil ini diyakini rasul Matius. Keraguan tentang ini baru muncul di abad kesembilanbelas. Menentukan waktu penulisan Injil Matius merupakan persoalan sulit. Jawabannya bergantung sebagian pada soal, apakah rasul Matius mengandalkan Injil Markus atau tidak, apakah tradisi benar dalam pernyataannya bahwa Injil Matius (atau sebagian darinya) pada mulanya dituliskan dalam suatu bahasa Semit dan baru kemudian diterjemahkan dalam teks Yunani yang kita miliki sekarang. Waktu penulisan yang diperkirakan untuk kitab ini terentang antara tahun 50 hingga 100 M, namun kebanyakan ahli lebih condong pada masa antara 80-90 M. Sementara itu. tidak ada bukti yang mendukung waktu penulisan sesudah hancurnya Yerusalem oleh bangsa Roma pada tahun 70M. Yesus dalam Injil Matius meramalkan bencana historis itu (Mat 22:7; 24:1-51), namun tidak ada petunjuk bahwa si penulis Injil mengetahui peristiwa itu sudah terjadi.
Tak bisa disangkal bahwa Injil Matius adalah Injil yang paling dikenal, tetapi Injil Matius juga dikenal sebagai Injil yang paling cocok untuk pengajaran agama. Santo Matius mengelompokkan beberapa bagian kisah dan wacana berselang-seling. Di dalam enam rangkaian khotbah Santo Matius menangkap suara Yesus yang mengajar dan bicara (bdk Mat 5:3-7:27; 10:5-42; 13:3-52; 18:2-35; 23:2-39; 4:4-25:46). Kitab Injil Matius disusun di sekitar rangkaian wacana Yesus itu, dan ajaran serta tindakan Yesus bersama-sama menyingkapkan jati diri dan perutusan Yesus yang sebenarnya.
Matius menyampaikan Kabar Gembira tentang karya penebusan Yesus. Ia menulis tentang Yesus sebagai “Imanuel” (Tuhan beserta kita), dengan menggunakan sebutan itu dalam bab pertama (Mat 1:23) dan kata-kata yang paling akhir diucapkan Yesus (Mat 28:20). Kita juga bisa menyebut Injil ini sebagai Injil yang paling “gerejawi”: Hanya Matius saja di antara Injil-injil yang menggunakan kata “Jemaat” atau Gereja (ekklesia, Mat 16:18; 18:17). Dengan itu Matius menunjukkan kepada kita bahwa Kerajaan Allah sudah didirikan di dunia di dalam Gereja, dan bahwa Yesus Kristus yang bangkit selalu menyertai umatNya di dalam Gereja.
Selanjutnya Matius berusaha mendokumentasikan pengelolaan Gereja dan kepemimpinan yang ditunjuk secara ilahi. Pentingnya para rasul dikatakan oleh Yesus ketika Ia menyatakan “apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel” (Mat 19:28). Pucuk pimpinan atas Gereja diberikan kepada Petrus selaku Karang (Mat 16:18) dan kepadanya Yesus mempercayakan “kunci-kunci Kerajaan Surga” (Mat 16:19), dan atas dia Yesus membangun Gereja-Nya, Bait Allah yang baru. Yesus juga memberikan kuasa untuk mengikat dan melepas kepada para rasul (Mat 18:18).
”Kerajaan Surga” mencuat sebagai tema utama wacana-wacana Yesus dalam Injil Matius. Ia datang untuk memulihkan kerajaan Daud, membawa pemenuhan janji Allah untuk mendirikan kerajaan yang kekal melalui garis keturunan Daud. Maka Injil Matius penuh dengan ayat-ayat yang membandingkan Yesus dan KerajaanNya dengan kerajaan Daud. Yesus menyandang gelar Mesias ”Anak Daud” (Mat 1:1), dilahirkan dari garis keturunan raja Daud (Mat 1:2-17); Ia “lebih agung daripada Salomo” (Mat 12:42) dan lebih besar daripada Bait Allah Salomo (Mat 12:6); Ia membangun Bait Allah yang baru yang lebih besar lagi (Mat 16:18); kerajaanNya meliputi kedua belas suku (Mat 19:28) dan segala bangsa (Mat 28:19); dan Ia membangun GerejaNya atas dasar seorang perdana menteri yang memegang kunci-kunci Kerajaan (Mat 16:19) sebagaimana raja-raja keturunan Daud menjalankan pemerintahan melalui menteri-menteri utama mereka.
Maka Kerajaan Surga adalah lebih besar dari kerajaan Daud yang dipulihkan; sesungguhnya kerajaan Daud yang ditampakkan dalam pemerintahan Daud dan Salomo, hanyalah suatu tampilan pendahuluan bagi Kerajaan Mesias, di mana janji yang diberikan kepada Daud seluruhnya dipenuhi. Hidup Kristen dengan demikian melampaui Hukum dan Perjanjian Lama.
Dalam Khotbah di Bukit, Yesus menggambarkan hidup Kristen yang ideal (Mat 5-7); dalam wacana perutusan Ia memberi pengarahan kepada para rasul agar mewartakan Injil di Galilea (Mat 10:5-15) dan menubuatkan pekerjaan misi Gereja di seluruh dunia (Mat 10:16-42); dalam kisah perumpamaanNya (Mat 13) Yesus mengungkapkan misteri Gereja dan memberikan jaminan bagi pertumbuhan dan kejayaan KerajaanNya di dunia; dalam Khotbah mengenai kehidupan Gereja (Mat 18) Yesus menggariskan suatu prosedur disiplin bagi Gereja, dengan menekankan perlunya pengampunan dosa dan memberikan kuasa kepada para rasul untuk mengikat dan melepaskan dalam namaNya (Mat 18:15-20); dalam wacana tentang Akhir Zaman (Mat 24-25) Ia meramalkan hancurnya Yerusalem dan Bait Allah dan berakhirnya Perjanjian Lama.
Matius selalu hati-hati ketika menunjukkan bagaimana janji-janji dari Perjanjian Lama dipenuhi dengan penetapan Perjanjian Baru. Yesus membawa berkat melalui Abraham untuk segala bangsa (bdk Mat 8:10-12; 28:18-20) bahkan ketika Ia menyatakan sifat Hukum Musa yang hanya sementara dan transisional. Berlalunya Perjanjian Lama benar-benar ditegaskan ketika Yesus meramalkan hancurnya Bait Allah dan ketika Ia membatalkan izin yang diberikan Musa untuk perceraian dan menikah lagi (Mat 19:1-9). Namun Yesus juga menetapkan Hukum Baru, suatu norma baru untuk hidup yang melampaui tuntutan Hukum Musa dan meminta kesucian rohani yang mendalam dan kasih persaudaraan.
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 22
BAB 23
BAB 24
BAB 25
BAB 26
BAB 27
BAB 28