Kemiskinan dan orang miskin sudah dari dulu menjadi perhatian dan banyak tulisan teologi diproduksi untuk menguatkan sikap Gereja berpihak kepada orang miskin (preference to the poor). Belakangan kesadaran akan mereka yang terpinggirkan merambah kepada kaum perempuan menguatkan kesadaran gender dan upaya kesetaraan pria dan wanita, menggulirkan feminisme dan membuat marak Teologi Perempuan untuk persamaan hak. Akhir-akhir ini perhatian pada mereka yang rentan menjadi korban penyalahgunaan, pelecehan, kekerasan dan penelantaran tertuju pada anak-anak dan orang dewasa yang tidak berdaya. Timbul dan berkembanglah Teologi Anak. Entri utama dari Teologi Anak adalah Mat 18:2 ketika berbicara tentang kuasa terbesar dalam Kerajaan Surga, Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkan di tengah-tengah. Sudah saatnya anak tidak dibiarkan di pinggir pusaran, bahkan di luarnya, dan perlu diketengahkan.
Artikel seminal ‘Ideas for a Theology of Childhood’ (Gagasan untuk Teologi Masa Kecil) karya Karl Rahner (1971) (Karl Rahner, “Ideas for a Theology of Childhood,” Theological Investigations, Vol. VIII: Further Theology of the Spiritual Life, 2 (London: Darton, Longman and Todd, 1971), 40.) menjadi semakin berpengaruh dalam studi masa kanak-kanak. Dalam artikel ini gagasan Rahner menyoroti jawaban pada pertanyaan tentang makna dan tugas masa kanak-kanak. Wacana ini dibawa sekilas dalam tulisan Jürgen Moltmann (Jürgen Moltmann, ‘Child and Childhood as Metaphors of Hope’, Theology Today 56, no. 4 (2000): 592-603). dan Jerome Berryman (Children and the Theologians: Clearing the Way for Grace , 2009) . Gagasan Rahner tentang masa kanak-kanak dikritik kurang cermat berkenaan dengan tafsir Kitab Suci dan situasi kehidupan konkret, dan meremehkan dampak trauma masa kanak-kanak. Timbul persoalan apakah filsafat transendental menyediakan bahasa yang mudah dipahami, khususnya dalam konteks interdisipliner. Sekali pun demikian, bahasa ‘misteri anak-anak’ kini hampir ada di mana-mana di kalangan penulis Kristen kontemporer tentang masa kanak-kanak. Wawasan Rahner mengenai masa kanak-kanak berfungsi seperti realitas masa kanak-kanak itu sendiri, dan menjadi akar yang memberi hidup bagi suatu teologi yang berkembang lebih jauh.
Suatu bidang tantangan untuk anggota Ikafite bagi pengembangannya lebih lanjut. Beberapa karya yang dapat menjadi rujukan awal:
Bunge, M. (2001). The Child in Christian Thought. Grand Rapids, MI: Eerdmans.
Burke, C. (2004). “Theories of Childhood,” in Encyclopedia of Children and Childhood in History and Society. Retrieved from http://www.faqs.org/childhood/So-Th/Theories-of-Childhood.html
Corsaro, W. A. (2015). The Sociology of Childhood (4th ed.). Thousand Oaks, CA: Sage.
Dillen, A. “Theologizing with Children: A New Paradigm for Catholic Religious Education in Belgium.” In International Handbook of Catholic Education: Challenges for School Systems in the 21st Century. Ed. Gerald Grace and Joseph O’Keefe. 347-66. Dodrecht: Springer, 2007.
Gundry-Volf, J. (2000). “To Such as These Belongs the Reign of God: Jesus and Children.” Theology Today 56 (4): 469-80.
Hinsdale, M. A. (2001). “‘Infinite Openness to the Infinite’: Karl Rahner’s Contribution to Modern Catholic Thought on the Child,” in The Child in Christian Thought. Ed. Marcia J. Bunge. 406-45. Grand Rapids, MI: Eerdmans.
James, A., & Prout, A. (2015). Constructing and Reconstructing Childhood: Contemporary Issues in the Sociological Study of Childhood (3rd ed.). Abingdon, Oxon: Routledge.
McEvoy, J. G. (2019) “Towards a Theology of Childhood: Children’s Agency and the Reign of God.” Theological Studies 80 (3): 673-91.
Mercer, J. A. (2005). Welcoming Children: A Practical Theology of Childhood. St Louis, MO: Chalice.
Rahner, K. (1971). “Ideas for a Theology of Childhood.” Theological Investigations Volume VIII: Further Theology of the Spiritual Life. Trans. David Bourke. 33-50. New York: Herder & Herder.
Rinaldi, C. (2013). Re-imagining childhood: The Inspiration of Reggio Emilia Education Principles in South Australia. Adelaide: Government of South Australia