Sepatah Kata Pengantar
Injil adalah salah satu ragam sastera di masa Perjanjian Baru. Sebelum dituliskan, injil-injil terlebih dahulu berkembang sebagai tradisi lisan di dalam masyarakat. Di dalam pembukaan Injil yang ditulisnya, Santo Lukas mengatakan: “Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, seperti yang telah disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman.” (Luk 1:1-2). Mungkin Lukas telah melihat ada yang benar dan ada yang salah dalam tulisan-tulisan Injil-injil yang sudah beredar, sehingga ketika hendak menyusun Injilnya, ia mengadakan penyelidikan dengan seksama dari mulanya (bdk Luk 1:3).
Salah satu dari Injil-injil di luar keempat Injil kanonik (Matius, Markus, Lukas dan Yohanes) adalah Injil Kelahiran Maria dan Yesus. Injil ini merupakan tulisan apokrif yang beredar dalam gereja purba. Penulisnya disebut-sebut St Matius, walau tidak dapat dibuktikan kebenarannya.
Dari Injil apokrif ini kita mendapat gambaran tentang Bunda Maria dan orangtuanya, St Yoakhim dan Ana, yang kita peringati setiap 26 Juli.
Tulisan ini adalah petikan sebagian dari Injil (Apokrif) Kelahiran Maria dan Yesus, yang menyampaikan kisah tentang St Yoakhim dan Ana.
Injil Kelahiran Maria
Diterjemahkan secara longgar, artinya tidak harfiah
Oleh : Bambang Kussriyanto
BAB 1
1 Perawan Maria yang kudus dan mulia, yang terbit dari suku rajawi dan keluarga Daud, dilahirkan di kota Nazaret, dan dididik di Yerusalem, di Bait Allah Tuhan.
2 Nama ayahnya adalah Yoakim dan ibunya Ana. Keluarga ayahnya berasal dari Galilea dan dari kota Nazaret. Keluarga ibunya berasal dari Betlehem.
3. Mereka hidup lurus dan benar di mata Tuhan, saleh dan tanpa cela di hadapan manusia. Sebab mereka membagikan seluruh milik mereka menjadi tiga bagian:
4. Salah satu bagian mereka peruntukkan bagi Bait Allah dan petugas Bait Allah; sebagian yang lain diperuntukkan bagi orang asing dan orang miskin; dan bagian yang ketiga bagi diri mereka dan digunakan untuk keluarga mereka sendiri.
5. Dengan cara itulah mereka hidup selama dua puluh tahun secara murni, berkenan pada Allah, disukai sesama, namun tidak punya keturunan.
6. Namun mereka bernazar, sekiranya Tuhan berkenan memberikan anak, mereka akan membaktikan anak itu kepada Tuhan; karena itu mereka pergi beribadat di Bait Allah pada setiap perayaan. [1].
7. Demikianlah maka menjelang perayaan cahaya, Yoakim dan teman-temannya yang satu puak pergi ke Yerusalem, dan pada waktu itu yang menjadi imam besar adalah Isakhar.
8. Ketika melihat Yoakim bersama dengan rombongannya membawa persembahan, ia mencemooh Yoakim dan persembahannya, katanya
9 “Mengapa dia yang tidak punya keturunan berani tampil di antara mereka yang punya.” Sambil menambahkan, bahwa persembahannya tidak akan diterima oleh Tuhan, yang menganggapnya tidak layak mempunyai anak; menurut Kitab Suci, celakalah barangsiapa yang tidak mempunyai putera di Israel.
10. Selanjutnya ia berkata, Yoakim seharusnya melepaskan diri dari kutuk dengan mendapatkan anak dulu, baru kemudian datang dengan membawa persembahannya di hadirat Tuhan.
11. Namun Yoakim yang sangat malu karena cemoohan itu, mengundurkan diri ke tempat para gembala, yang menjaga ternak mereka di padang;
12. Ia tidak berani pulang ke rumahnya, sebab setidaknya tetangga-tetangga yang ada bersamanya dan mendengar semua perkataan imam besar, akan menghinanya di depan umum dengan cara yang sama.
BAB II
1 Setelah di tempat itu beberapa lama, pada suatu hari ketika ia sendirian, malaikat Allah berdiri di hadapannya dengan cahaya yang menyilaukan.
2 Kepadanya yang terkejut karena penampakan itu, malaikat yang menampakkan diri itu menghibur, katanya:
3 “Jangan takut, Yoakhim, jangan terkejut karena melihat aku, sebab aku malaikat yang diutus Allah kepadamu, supaya aku memberitahukan kepadamu, bahwa doamu sudah didengarkan, dan segala dermamu naik ke hadapan Allah[2]
4 Karena Dia telah menyaksikan betapa kamu malu, dan telah mendengarkan hinaan yang tidak adil karena kamu tidak punya anak: sebab Tuhan menghukum dosa, bukan kodrat;
5 Maka ketika Ia menutup rahim seseorang, Ia melakukannya dengan maksud ini, supaya dengan cara yang lebih ajaib Ia membukanya kembali, sehingga yang dilahirkan bukanlah hasil nafsu, tetapi karunia Allah.
6 Bukankah ibu leluhur bangsamu Sara mandul sampai usianya delapan puluh tahun? Sekalipun begitu pada akhirnya ia melahirkan Ishak pada masa tuanya, dan pada anaknya itu ada janji berkat bagi segala bangsa[3] .
7 Rahel juga yang sungguh dikasihi Allah, dan sangat dicintai oleh Yakub yang kudus tetap mandul sampai lama, tetapi sesudahnya ia menjadi ibu Yusuf yang bukan saja menjadi penguasa di Mesir, tetapi juga membebaskan banyak bangsa dari kematian karena lapar[4]
8 Siapa di antara hakim-hakim yang lebih perkasa dari Simson, atau lebih kudus dari Samuel? Namun ibu-ibu mereka sama-sama mandul[5]
9 Jika semua ini tidak meyakinkan kamu akan kebenaran perkataanku, bahwa ada banyak orang mengandung di masa tua, dan bahwa mereka yang mandul kemudian melahirkan sehingga menimbulkan keheranan besar, maka Ana isterimu akan melahirkan bagimu seorang anak perempuan, dan kamu akan menamainya Maria;
10 Dia akan dibaktikan kepada Allah dari masa kecilnya, dan akan penuh dengan Roh Kudus sejak dalam kandungan ibunya[6].
11 Ia tak akan makan atau minum sesuatu yang haram, dan iapun tidak akan bergaul dengan orang kebanyakan, melainkan berada di dalam bait Allah; itu supaya ia tidak dihinakan atau dicurigakan melakukan apa yang buruk.
12 Maka ketika ia bertumbuh nanti, sebagaimana ia sendiri dilahirkan dengan cara yang ajaib dari seorang yang mandul, maka sewaktu ia masih perawan, dengan cara yang tiada duanya, ia akan melahirkan Putera Allah yang Mahatinggi, yang akan dinamai Yesus, dan sesuai dengan arti namaNya, Ia akan menjadi Penyelamat segala bangsa (Mat 1:21).
13 Dan inilah tandanya bagimu dari semua yang telah kukatakan, yaitu, ketika kamu sampai di Gerbang Emas Yerusalem, kamu akan menjumpai Ana yang sangat cemas karena kamu tidak segera pulang, dan dia akan bersuka cita menjumpai engkau.”
14 Setelah mengatakan semuanya itu, malaikat itupun pergi meninggalkan dia.
BAB III
1 Kemudian malaikat menampakkan diri pada Ana isterinya, dan berkata: “Jangan takut, dan jangan mengira bahwa yang kamu lihat ini hantu[7].
2 Sebab aku adalah malaikat yang menyampaikan doa-doa dan dermamu di hadapan Tuhan, dan sekarang aku diutus untuk memberitahukan kepadamu, bahwa kamu akan melahirkan seorang anak perempuan, yang akan kamu namai Maria, dan ia akan diberkati dari antara semua wanita[8].
3 Dari sejak lahirnya ia akan penuh dengan rahmat Tuhan, dan akan terus tinggal selama tiga tahun di rumah bapanya, dan sesudahnya akan dibaktikan untuk melayani Tuhan, Ia tidak akan meninggalkan Bait Allah sebelum tiba waktu yang ditentukan baginya.
4 Pendeknya dia akan berada di sana melayani Tuhan siang dan malam dengan puasa dan doa[9], dan akan berpantang dari semua yang diharamkan, dan tak akan mengenal laki-laki.
5 Namun tanpa ada duanya, tanpa pembenihan, dan sebagai seorang perawan yang tidak mengenal laki-laki satupun, dia akan mengandung seorang putera, dan akan melahirkan Tuhan, yang dengan rahmat dan nama dan pekerjaanNya, akan menjadi penyelamat dunia.
6 Maka bangunlah dan pergilah ke Yerusalem dan pergilah ke Gerbang Emas (yang disebut demikian karena disepuh dan dilapisi dengan emas). Dan sebagai tanda atas semua perkataanku, kamu akan menjumpai suamimu yang kamu cemaskan keselamatannya.
7 Maka ketika kamu dapatkan semuanya ini terjadi, percayalah bahwa selebihnya yang telah kukatakan kepadamu, juga pasti akan terlaksana juga.”
8. Maka sesuai dengan perkataan malaikat itu, mereka berdua pergi meninggalkan tempat masing-masing dan di tempat yang telah ditunjukkan malaikat, mereka saling berjumpa.
9 Maka dengan bersuka cita atas penampakan masing-masing, dan merasa dipuaskan oleh janji akan seorang anak, mereka mengucap syukur kepada Allah, yang telah meninggikan yang hina dina.
10 Sesudah memuji Tuhan mereka pulang dan hidup dengan sukacita dengan harapan yang pasti akan janji Allah.
11. Maka Ana mengandung dan melahirkan seorang anak perempuan dan sesuai dengan perkataan malaikat, mereka menamai anak itu Maria.
[1] Bdk 1 Sam 1:6-7
[2] (Kis 10:4)
[3] (Kej 16:2dst; 17:10dst
[4] (Kej 30:1-22; 41:1dst)
[5] (Hak 13:2; 1 Sam 6)
[6] (Luk 1:15)
[7] Mat 14:26)
[8] (Luk 1:28)
[9] (Luk 2:37)
Salah satu sumber lain yang memuat kisah tentang Yoakhim, Ana dan Bunda Maria adalah Kitab apokrif Proto-Injil St Yakobus. Di sini St Yakobus yang dimaksud adalah Yakobus Kecil, pemimpin Jemaat Yerusalem di masa Gereja Purba. Tulisan yang disampaikan di sini juga merupakan petikan terjemahan teks berkenaan dengan Yoakhim dan Ana hingga sampai pada kelahiran Santa Perawan Maria.
PROTO-INJIL SANTO YAKOBUS
Diterjemahkan secara longgar, artinya tidak harfiah
oleh: Bambang Kussriyanto
Bab 1
1. Dalam riwayat kedua-belas suku Israel kita membaca ada seseorang yang bernama Yoakhim, yang sangat kaya, yang menyampaikan persembahan kepada Tuhan Allah dua kali lipat, dengan keyakinan: “persembahanku niscaya menjadi berkat bagi semua orang, dan karenanya aku akan mendapat kerahiman Tuhan Allah demi pengampunan dosa-dosaku”. 2. Namun pada suatu hari raya Tuhan, ketika anak-anak Israel menyampaikan persembahan mereka dan Yoakhim juga hendak menyampaikan persembahannya, Ruben, imam besar, menolak dia, katanya, “Tidak sepantasnya kamu menyampaikan persembahan, mengingat kamu belum punya anak keturunan dalam Israel.” 3. Kata-kata ini membuat Yoakhim sangat sedih, sehingga ia pergi menemui petugas pencatat silsilah kedua belas suku, untuk melihat apakah hanya dirinya saja yang tidak punya keturunan. 4. Dari penyelidikan itu diketahuinya semua orang benar mempunyai benih di Israel: 5. Lalu ia teringat bapa-bangsa Abraham, Bagaimana Tuhan memberi dia anak, yaitu Ishak, pada bagian akhir hidupnya; ingatan itu membuat Yoakhim amat sangat sedih, dan ia tidak mau pulang menemui isterinya; 6. ia pergi ke padang gurun, mendirikan tenda di sana, dan berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, dan berkata pada dirinya sendiri, “Aku tak akan makan atau pun minum, sampai Tuhan Allahku berkenan memandang diriku, dan doaku adalah makananku dan minumanku.”[1]
Bab 2
1. Sementara itu Ana[2], isterinya sangat sedih dan bingung karena dua sebab, dan berkata pada dirinya sendiri, “Aku akan meratapi baik keadaanku yang menjanda ditinggal suamiku maupun kemandulanku.” 2. Dan menjelang suatu hari raya Tuhan, Yudit, hambanya, berkata: “Sampai berapa lama engkau akan menyiksa jiwamu? Hari raya Tuhan sudah mendekat, tidak baik bagi seseorang untuk berdukacita. 3. Karena itu kenakanlah pakaian terbaik, yang diberikan oleh orang yang membuatnya bagimu, sebab tidak cocok jika aku, seorang hamba, memakainya, tetapi pakaian itu sangat cocok bagimu yang lebih mulia.” 4. Tapi Ana menjawab, “Pergilah dariku, aku tidak pantas untuk pakaian seperti itu, selain itu Tuhan sungguh membuatku hina, 4. aku takut orang keliru memberikan ini pedamu dan kamu datang menambah parah keadaan dosaku”. 6. Lalu Yudit hambanya menjawab, “Kejahatan apa lagi yang kutimpakan padamu jika engkau tidak mendengarkan aku? 7. Aku tak ingin menambah besar kutuk yang engkau sandang, bahwa Allah menutup rahimmu, sehingga engkau tidak bisa menjadi seorang ibu di Israel.” 8. Atas perkataan itu Ana bertambah semakin sedih, dan setelah mengenakan gaun perkawinannya, pada pukul tiga sore ia berjalan-jalan di kebunnya, 9. dan ia melihat sebatang pohon salam, lalu ia duduk di bawah pohon itu, dan berdoa kepada Tuhan, katanya: 10. “Ya Allah para leluhurku, turunkanlah berkatMu kepadaku dan dengarkanlah doaku, seperti Engkau telah mendatangkan berkat pada rahim Sara, dan memberikan kepadanya seorang putera, Ishak.”[3]
Bab 3
1. Dan ketika ia menengadah dilihatnya sebuah sarang burung pipit di antara daun-daun salam. 2. Ia mengeluh di dalam hati, katanya, “Wahai diriku, siapa yang memperanakkan aku? rahim siapakah yang melahirkan aku, sehingga aku menanggung aib ini di hadapan anak-anak Israel, sehingga mereka menghinakan dan mencemooh aku di rumah Tuhanku? Wahai diriku, dengan apa aku ini bisa dibandingkan? 3. Tak dapat aku dibandingkan dengan hewan-hewan yang paling ganas di bumi, sebab bahkan hewan bumi yang paling ganas pun punya keturunan di hadapanMu, ya Tuhan! Wahai diriku, dengan apa aku bisa dibandingkan? 4. Tak dapat aku dibandingkan dengan hewan-hewan rendah di bumi, sebab bahkan hewan bumi yang rendah pun punya keturunan di hadapanMu, ya Tuhan! Wahai diriku, dengan apa aku bisa dibandingkan? 5. Tak dapat aku dibandingkan dengan semua air ini, sebab segala air berbuah di hadapanMu, ya Tuhan! Wahai diriku, dengan apa aku bisa dibandingkan? 6. Tak dapat aku dibandingkan dengan ombak di laut, sebab ombak, entah tenang, entah bergerak, punya ikan-ikan di dalamnya, dan memuliakan Engkau, ya Tuhan! Wahai diriku, dengan apa aku bisa dibandingkan? 7. Tak dapat aku dibandingkan dengan bumi, sebab bumi menghasilkan buahnya dan memuji Dikau, ya Tuhan!”
Bab 4
1. Kemudian seorang malaikat Tuhan berdiri di sampingnya dan berkata, “Ana, Ana, Tuhan telah mendengarkan doamu; kamu akan mengandung dan melahirkan; dan anakmu itu akan menjadi buah bibir di seluruh dunia.” 2. Dan Ana menjawab, “Demi Tuhan Allahku yang hidup, maka anak yang kulahirkan, entah laki-laki, entah perempuan, akan kubaktikan kepada Tuhan Allahku, dan anak itu akan melayaniNya dalam hal-hal yang kudus sepanjang hidupnya.” 3. Kemudian tampak dua malaikat, yang berkata kepadanya: “Suamimu, Yoakhim, akan pulang bersama para gembalanya,” 4. Sebab seorang malaikat juga sudah menemuinya dan berkata, “Tuhan Allah telah mendengarkan doamu, bergegaslah dan pulanglah, sebab Ana isterimu akan mengandung.” 5. Yoakhim pergi dan memanggil para gembalanya, dan berkata: “Ambillah untukku sepuluh anak-domba betina yang putih dan tak bercacat, dan mereka akan kupersembahkan kepada Tuhan Allahku; 6. Dan bawa padaku dua belas anak lembu yang tak bercatat, dan keduabelas anak-lembu itu akan diserahkan untuk para imam dan para penatua. 7. Bawa pula untukku seratus kambing, dan semuanya akan kuserahkan untuk segenap umat.” 8. Dan Yoakhim pulang bersama dengan para gembalanya, dan Ana yang berdiri menanti di dekat gapura melihat Yoakhim mendatangi bersama para gembalanya. 8. Ia berlari mendapatkan suaminya dan merangkul lehernya, katanya: “Kini aku tahu, Tuhan sungguh murah hati memberikan berkat karunia padaku; 10. sebab lihatlah, aku yang seorang janda kini bukan janda lagi, dan aku yang mandul kini akan mengandung.”
Bab V
1.Dan Yoakhim pada hari pertama berdiam di rumah saja, tetapi keesokan harinya membawa persembahannya dan berkata, 2. “Jika Allah sungguh murah hati padaku biarlah patam jamang di dahi imam menyatakannya”. 3. Dan ia memerhatikan patam jamang yang dikenakan sang imam dan dilihatnya tak ada dosa padanya. 4. Dan Yoakhim berkata, “Sekarang aku tahu Allah murah hati padaku dan telah menghapuskan semua dosaku”. 5. Maka ia turun dari bait Allah setelah dibenarkan, dan pulang ke rumahnya. 6. Dan setelah genap sembilan bulan waktunya bagi Ana, ia bersalin dan bertanya kepada pembantunya, “Anak apakah yang kulahirkan?”. 7. Pembantu itu menjawab, “seorang anak perempuan”. 8. Maka kata Ana, “Allah sungguh telah memuliakan jiwaku”; dan ia meletakkan bayi itu di pembaringannya. 9. Dan setelah usai masa nifasnya, Ana menyusui bayinya, dan memberinya nama Maria.
[1] 1:6 Bdk dengan Musa, Kel 24:11; 34:28; Ul 9:9; dengan Elia, 1Raj 19:8.
[2] Nama Ibrani. Nama ini ditransliterasikan ke dalam berbagai bahasa lain menjadi Ann, Anna, atau Anne. Dalam transliterasi nama Ibrani itu Kitab Suci Indonesia menggunakan Hana (dibaca Ana), sedang bacaan-bacaan di luar Kitab Suci menggunakan Anna.
[3] Lih Kej 21:2