Arti umum:
Tindakan atau kejadian atau benda yang menunjuk sesuatu yang lain di luar dirinya, yaitu sesuatu yang lebih besar atau realitas yang tak tampak. Tanda-tanda dapat berfungsi menyampaikan suatu pesan atau gambaran, memberi peringatan atau kenangan, menyampaikan isyarat bencana, atau menunjukkan pekerjaan Tuhan yang mengasihi dan kuat kuasa.
I. DALAM PERJANJIAN LAMA
Dalam Perjanjian Lama suatu tanda (bhs Ibrani ‘ot) bisa merupakan isyarat perlindungan atau jati diri, seperti tanda kain (Kej 4:15), bendera atau panji-panji suatu suku (Bil 2:2) atau suatu pataka tentara (Mzm 74:4).
Tanda juga bisa merupakan suatu peringatan masa lalu. Kadang-kadang suatu tanda adalah petunjuk yang tampak dan dapat dicerap indera bahwa suatu perjanjian sedang berlaku. Pelangi atau bianglala [dalam kata-kata Kitab Suci : “busur di awan”] merupakan tanda perjanjian Allah dengan Nuh (Kej 9:13-16); sunat adalah tanda perjanjian Allah dengan Abraham (Kej 17:11), dan Sabat adalah tanda perjanjian Tuhan dengan bangsa Israel. Peristiwa-peristiwa masa lalu dikenang dengan tanda-tanda, seperti batu-batu yang menandakan penyeberangan sungai Yordan (Yos 4:6), dan tongkat Harun menjadi lambang wewenang imam (Bil 17:25).
Mujizat Tuhan juga merupakan “tanda-tanda” dari kehadiranNya di antara umat. Tanda-tanda dan keajaiban-keajaiban pada waktu Keluaran menunjukkan kekuatan Allah yang menyelamatkan, terutama sepuluh tulah yang menimpa Mesir (Kel 4:8-9.17.28.30; 7:3; 10:1; Bil 14:11.22; Ul 4:34; 7:19; 16:8; 29:3; 34:11; Yos 24:17; Neh 9:10; Mzm 78:43; 105:27; 135:9; Yer 32:20). Kesetiaan Allah, yaitu kepatuhan Allah yang sempurna pada pokok-pokok perjanjian – juga ditandakan oleh adanya kutuk perjanjian yang menimpa Israel karena ketidaksetiaan mereka (Ul 28:46; Yehez 14:8).
II. DALAM PERJANJIAN BARU
Sama seperti dalam Perjanjian Lama, suatu tanda dalam Perjanjian Baru (bhs Yunani semeion) merupakan marka identitas atau kesaksian kebenaran (Mat 26:48; Luk 2:12; Rm 4:11). Tanda dan keajaiban menunjukkan kuasa Allah yang menyelamatkan dan peneguhan kebenaran atas apa yang disampaikan para pelayanNya (Mrk 16:17; Kis 2:22.43; 4:16.30; 5:12; 6:8; 14:3; 15:12; Rm 15:19; Ibr 2:4). Para Farisi meminta tanda (Mat 12:38; 16:1-4; Mrk 8:11; Luk 11:29), suatu tuntutan yang dikecam oleh Paulus (1 Kor 1:22).
Injil Yohanes memberi tekanan khusus pada “tanda-tanda”, selalu dalam kaitan dengan mujizat yang dilakukan Yesus. Yohanes mencantumkan tujuh tanda yang dibuat Yesus, yang menuncak dengan kebangkitanNya:
1. Mengubah air menjadi anggur di Kana (Yoh 2:1-11).
2. Menyembuhkan anak pejabat istana (Yoh 4:46-5:4).
3. Penyembuhan orang sakit di Bet-zata (Yoh 5:2-9)
4. Memberi makan lima ribu orang (Yoh 6:1-14).
5. Penyembuhan orang buta (Yoh 9:1-41)
6. Membangkitkan Lazarus (Yoh 11:17-44).
7. Kebangkitan Yesus (Yoh 2:18-22; Yoh 20:1-10)
Yohanes menyatakan: “Memang masih banyak tanda lain yang dibuat Yesus di depan mata murid-murid-Nya, yang tidak tercatat dalam kitab ini, tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya” (Yoh 20:30-31). Iman yang autentik melihat tanda-tanda itu merujuk pada jati-diri Yesus yang sebenarnya; kepercayaan yang tidak autentik menerima Yesus sebagai pembuat-keajaiban (Yoh 2:23-3:2; 4:48; 6:2.14.20; 7:31; 9:16; 12:18). Seperti yang dikatakan Yohanes, tanda-tanda itu berfungsi menunjuk pada realitas yang lebih dalam, bahwa Yesus Kristus adalah Putera Allah (bdk Yoh 2:11; 6:26; 12:37; 20:30), yang memenangkan keselamatan bagi kita melalui wafat, kebangkitan dan kenaikannya ke surga.
Pada akhir zaman, akan ada tanda-tanda yang sebenarnya yang menunjukkan terlaksananya rencana Allah dalam sejarah seperti yang dikatakan sebelumnya dalam Injil-injil (Mat 24:30; Luk 21:11; Kis 24:24; Mrk 13:22). Anti-kritus, hewan buas, roh jahat dan para nabi palsu akan menggunakan tanda-tanda palsu (bdk 2 Tes 2:9; Why 13:13; 16:14; 19:20).