oleh Andrew Brookes O.P. 3 Mei 2023
Minggu kelima Paskah. menemukan penghiburan dalam identitas ilahi Kristus.
‘Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup.’ Ini adalah kata-kata Yesus yang paling banyak dikutip. Dikutip begitu saja, kata-kata sudah sangat kuat berbicara untuk segala macam situasi. Namun jika kita mempertimbangkan situasi pertama kali kata-kata itu diucapkan, dapat diungkapkan kekhususan, bahkan kekuatan yang lebih besar dari kata-kata itu bagi kita dan membantu kita.
Yesus menyatakan ‘Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup’ kepada murid-murid terdekatnya pada Perjamuan Terakhir, menjelang dan berkenaan dengan kematianNya yang akan segera terjadi. Musuh-musuh Yesus di Yerusalem telah merencanakan bagaimana cara membunuh Yesus selama beberapa waktu. Rencana itu sekarang siap dilaksanakan. Lebih dari itu, mereka merancang agar kematianNya tidak hanya mengakhiri hidupNya tetapi juga akan mempermalukan dan mendiskreditkanNya. Mereka akan menjadikan Dia tontonan umum sebagai orang yang ditolak dan bahkan dikutuk oleh Allah, disebut penghujat dan penipu agama, gila atau jahat atau keduanya. Orang seperti itu tidak boleh dipercaya, diimani atau diikuti. Mereka ingin agar gerakan dan komunitas yang dibangun Yesus mati padam bersamaNya.
Ketika Yesus mengucapkan kata-kata itu, Dia secara proaktif menanggapi dan melawan rancangan mereka. Dia mempersiapkan murid-muridnya untuk menerima dan memahami kematianNya dan apa yang akan terjadi selanjutnya dengan benar. Dia akan mati tetapi dengan menyatakan Diri sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup Yesus menjelaskan bahwa dia tidak dikalahkan dan disingkirkan oleh musuh-musuhnya. Dia memeluk kematian dengan sengaja, sebagai cara untuk memenuhi rencana ilahi di mana Dialah aktor utama: dia adalah Jalannya. Meskipun dia akan dikutuk sebagai penghujat dan pemberontak politik oleh otoritas tertinggi dalam Yudaisme dan Pemerintahan Romawi di Palestina, tuduhan ini salah: sebab Dia adalah Kebenaran. Meskipun dia akan mati dalam kematian yang mengerikan, tubuhNya tersiksa dan diremukkan secara brutal, kematian ini tidak akan menjadi akhir dari Dia atau pekerjaanNya: sebab Dia adalah Kehidupan.
Jika diucapkan seorang manusia belaka, kata-kata itu mungkin akan terdengar hampa dan tenggelam dalam peristiwa dan dampak kematianNya yang memalukan. Tetapi dengan kata-kata ‘Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup’ Yesus telah mengidentifikasi diri dengan pemahaman Yahudi tentang Tuhan. Bagi orang Yahudi, Tuhan dihormati karena mengajarkan cara hidup di sini, dan cara untuk mengikuti Tuhan selamanya. Tuhan adalah Kebenaran, kebenaran yang sejati, tidak berubah dan realitas yang terdalam. Tuhan adalah hidup, kepenuhan hidup, hidup yang kekal, dan sumber, pemberi dan pemelihara semua kehidupan yang ada.
Di sini Yesus tidak hanya menyatakan bahwa Tuhan berada di pihaknya, tetapi Dia menyatakan diriNya sebagai Tuhan. Dia adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup – karena Dia adalah Tuhan. Dia menggunakan frasa Yunani yang digunakan untuk mengungkapkan wahyu ilahi kepada Musa di semak bernyala, ‘ego eimi’, ‘Aku adalah Aku’. Yesus berkata, ‘Akulah jalan, kebenaran dan hidup’, artinya ‘Akulah Tuhan yang adalah Jalan, Kebenaran dan Hidup’. Dia memahami keraguan atau ketakutan di pihak para murid ketika berhadapan dengan kematianNya secara langsung. Dikutuk karena menghujat dan dibunuh tidak dapat membelokkan Tuhan dari tujuan dan jalanNya , tidak mendistorsi atau memalsukan kebenaran yang Dia wujudkan dan nyatakan, tidak mengakhiri kehidupan ilahi-Nya.
Tujuan-Nya dalam mengatakan dan melakukan semua ini bukan hanya untuk menunjukkan kepada kita semata-mata bahwa Dia adalah Tuhan, tetapi untuk memberi keselamatan kepada kita dan untuk memberi para murid, dan kita, keyakinan untuk menerima keselamatan ini. Dia menawarkan kepada kita jalan menuju keselamatan. Dia mengungkapkan kebenaran keselamatan itu dengan menunjukkan bahwa Allah mendamaikan kita dengan diri-Nya sendiri melalui kematian Yesus. Bagi mereka yang menerima ini, Dia memberikan bagian dalam hidup Tuhan, hidup yang kekal.
Kebangkitan Yesus membuktikan semua ini. Membuktikan Yesus sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup. Dia mengucapkan kata-kata ‘Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup’ ini sebelumnya, untuk membantu para murid percaya – dan untuk membantu kita percaya dan menerima keselamatan dan berjalan dan bertumbuh dalam kasih karunia keselamatan.
Kata-kata itu berbicara tentang jati diri dan misi Yesus. Penting bagi kita untuk melihatnya bukan hanya sebagai gagasan yang menarik tentang Yesus dan bahan spekulasi saja, tetapi sebagai pernyataan tentang siapa dan apa yang diperlukan bagi keselamatan kita, agar kita diselamatkan dari dosa kita, dan dibawa ke dalam hubungan yang akrab dan langgeng dengan Tuhan. Yesus, Jalan, Kebenaran dan Hidup, sedang bekerja dalam semua situasi yang kita hadapi untuk menghasilkan keselamatan kita. Tetapi Yesus mengucapkan kata-kata ini ke dalam situasi yang gelap dan sulit bagi murid-muridnya. Yang mau dikatakan kepada kita adalah bahwa tidak ada yang dapat memisahkan kita dari terang Kristus dan kasih Allah. Melalui kata-kataNya itu, Dia membawa cahaya dan kehadiranNya di dalam semua situasi kita. Dalam semua itu, bukan hanya dalam situasi yang mudah, kita dapat menemukan Yesus sebagai Jalan, Kebenaran dan Hidup. Maka janganlah hati kita gelisah. Marilah kita selalu menjaga kepercayaan kita pada Tuhan. Marilah kita membawa segala situasi kita kepada Yesus untuk ditolong dengan lebih baik oleh-Nya. Marilah kita juga membawa orang lain kepada Yesus, betapapun banyak pertanyaan atau keraguan atau rasa sakit yang mereka tanggung, karena Yesus juga ingin berbicara kepada mereka, untuk membantu dan menyelamatkan mereka, karena ada banyak ruang di rumah Bapa-Nya.