Filipus, Mahkamah Agama, Nikolaus, Stefanus
Filipus
Nama enam orang dalam Kitab Suci.
1. Salah seorang dari keduabelas rasul. Ia disebutkan dalam Kis 1:13 dan dalam Yoh 1:43-51, yang menyatakan bahwa ia berasal dari Betesda, sekota dengan Andreas dan Petrus. Yesus memanggil Filpus dengan kata-kata: “Ikutlah Aku.” Dan Filipus membawa Natanael kepada Yesus, dengan meyakinkan bahwa Yesus adalah Mesias sang Pembebas. Dalam Injil Yohanes, Filipus ditampilkan dalam beberapa episode, termasuk penggandaan roti untuk memberi makan banyak orang (Yoh 6:5-7); ketika beberapa orang Yunani menyatakan harapannya untuk bertemu dengan Yesus, dan Yesus menyatakan bahwa saatNya sudah tiba (Yoh 12:21-23); dan ketika percakapan Perjamuan Malam Terakhir berlangsung, Filipus berkata kepada Yesus: “Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, itu sudah cukup bagi kami.” Kata Yesus kepadanya: ”Telah sekian lama Aku bersama-sama kamu, Filipus, namun engkau tidak mengenal Aku? Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa…” (Yoh 14:8-9). Di tempat lain dalam Injil-injil, Filipus termasuk di antara keduabelas rasul yang diutus oleh Yesus, dan dicantumkan sebagai nomer lima dalam tiga daftar yang berlainan, sesudah Petrus dan saudaranya, Andreas, dan Yakobus dan Yohanes (Mat 10:2-4; Mrk 3:14-19; Luk 6:13-16).
Kegiatan Filipus tahun-tahun kemudian tidak jelas, dengan adanya keraguan yang timbul karena campur-aduk di dalam Tradisi di antara Filipus rasul dan Filipus pewarta Injil, yaitu satu di antara ketujuh diakon yang diangkat dalam Kis 6. Uskup Polikratus dari Efesus (abad kedua) menyatakan bahwa Filipus dimakamkan di Hieropolis dengan kedua puterinya. Bagaimana kematiannya tidak jelas, walaupun menurut tradisi ia disalibkan. Dalam salah satu tradisi Filipus dikatakan sebagai murid yang bermaksud menguburkan ayahnya sebelum mengikut Yesus (Mat 8:21; Santo Klemens dari Aleksandria, Strom 3.4.25; 4.9.73). Hari peringatan Filipus adalah tanggal 3 Mei, bersama Santo Yakobus muda.
2. Salah satu di antara ketujuh orang Kristen yang dipilih para rasul menjadi diakon yang melayani janda-janda miskin di Yerusalem (Kis 6:1-7). Setelah Stefanus mati sebagai martir, Filipus meninggalkan Yerusalem dan mewartakan Injil di Samaria, di mana ia banyak menobatkan orang menjadi Kristen di Samaria, antara lain ahli sihir yang terkenal, Simon Magus (Kis 8:4-13). Filipus juga membaptis seorang sida-sida dari Etiopia yang menjadi bendahara ratu Etiopia, Kandake (Kis 8: 4-13). Filipus kemudian pergi ke suatu kota yang dulunya milik suku Filistin, Azotus (Asdod) dan mewartakan Injil di kota-kota sepanjang pantai hingga kemudian menetap di Kaisarea (Kis 8:40). Di sana Paulus pernah tinggal bersamanya untuk beberapa waktu (Kis 21:8-9). Filipus mempunyai empat orang puteri yang menjadi nabiah (Kis 21:8-9). Di kemudian hari tradisi merancukannya dengan Filipus Rasul.
3. Filipus V dari Makedonia (memerintah 221-179 SM). Ia dikalahkan bangsa Roma dalam suatu pertempuran di di Kinokefele pada tahun 197 (1Mak 8:5).
4. Wali dan pengajar Antiokhus V Eupator (memerintah 164-160 SM; lihat Seleukus), putera Antiokhus IV Epifanes (memerintah 174-164 SM). Ia kehilangan jabatannya yang dialihkan kepada Lisias (1 Mak 6:14-18; 2 Mak 9:29).
5. Putera Herodes Agung dengan Mariamne. Ia menikahi Herodias (ibu dari Salome), yang kemudian meninggalkannya dan menjadi isteri Herodes Antipas, saudara tirinya (Mat 14:3; Mk 6:17; Luk 3:19).
6. Putera Herodes Agung dengan istreinya yang kelima, Kleopatra dari Yerusalem. Ia dibesarkan di Roma (menurut Yosephus, Ant. 17.21) dan mendapat bagian wilayah tetrarka Gaulanitis, Trakhonitis, Auranitis, Batanea dan Iturea (Luk 3:1) dari sekitar tahun 4 SM sampai tahun 34. Ia dikenal dengan pepemrintahannya yang moderat (kontras dengan kerabat-kerabatnya yang lain). Ia membangun kembali kota-kota Kaisarea Filipi (Mat 16:13; Mrk 8:27) dan Betsaida Yulias (Yosephus, Ant 18.28).
Mahkamah Agama
Majelis Agama tertinggi Yahudi yang disebut Sanhedrin di Yerusalem sebelum dan selama masa Perjanjian Baru. Istilah Yunani Synedrion yang digunakan untuk Sanhedrin dalam tulisan-tulisan Perjanjian Baru, juga digunakan utuk bermacam-macam sidang pengadilan di tingkat yang lebih rendah. Mahkamah Agama berfunsgi sebagai badan otoritas Yahudi yang tertinggi sekaligus sebagai Mahkamah (pengadilan) untuk persoalan-persoalan agama untuk tingkat banding yang terakhir. Dalam dunia Helenistik, kata Yunani synedrion merujuk pada rapat atau pertemuan para pejabat tinggi, misalnya dewan kota di Atena atau kota-kota berbudaya Yunani lainnya dan Senat Roma; juga digunakan untuk badan-badan perdagangan atau berbagai panitia/komisi tingkat kota. Sejarawan Flavius Yosephus, misalnya, menggunakan kata synedrion untuk merujuk berbagai dewan wilayah dari provinsi Yudea (Ant., 14.91). Penggunaan yang sama juga muncul dalam Perjanjian Baru, di mana istilah itu tidak hanya untuk Sanhedrin saja (Mat 26:59; Mrk 14:55; Yoh 11:47), tetapi juga badan-badan pengadilan setempat yang lebih rendah (Mat 10:17; Mrk 13:9).
Asal-usul yang pasti dari Mahkamah Agama tidak begitu jelas. Tradisi Yahudi melacak pada tujuh puluh penatua yang diangkat untuk membantu Musa (Bil 11:16-24), suatu badan yang didirikan kembali sesudah masa Pembuangan (Ezr 7:25-26; 10:14). Yosephus mula-mula menyebut badan majelis itu sudah ada dalam masa Seleukus di bawah Antiokhus Agung (223-187 SM; Yosephus, Ant., 12.142.148). Rujukan pada suatu badan pemerintahan yang resmi muncul dengan sebutan gerousia, maksudnya “Majelis Tertua bangsa” dalam kitab-kitab Yudit dan Makabe (Ydt 4:8; 11:14; 1Mak 12:6; 2Mak 1:10; 4:44; 11:27).
Di bawah pemerintahan Roma, Mahkamah Agama mendapatkan wewenang yang besar, kecuali pada waktu Herodes Agung yang berhasil mengebiri kekuasaan mereka. Sepanjang paroh pertama dari abad pertama M dan pada masa para prefek dan prokurator (tahun 6 – 66 M), Mahkamah Agama praktis menjadi badan pemerintahan bangsa Yahudi baik untuk yurisdiksi sipil maupun agama. Kekuasaannya hingga kadar tertentu bahkan diakui oleh orang-orang Yahudi dalam Diaspora. Namun pada zaman Yesus yurisdiksi mereka sudah semakin dibatasi di Yudea saja. Namun mahkamah itu tampaknya masih bisa mengirim utusan kepada komunitas-komunitas Yahudi – misalnya komunitas Yahudi di Damsyik – supaya menangkap orang-orang yang diadili sebagai penjahat (Kis 9:2; 22:5; 26:12). Mahkamah Agama mengeluarkan perintah penangkapan dan mempunyai pasukan polisi sendiri (Mat 26:47; Mrk 14:43; Kis 4:1; 5:17-18). Pengadilan juga meliputi kasus-kasus kejahatan, kecuali yang menyangkut hukuman mati, yang memerlukan peneguhan dari pihak prokurator seperti dalam kasus Yesus (Yoh 18:31). Walaupun Mahkamah Agama mempunyai kekuasaan yang luas, pihak Roma dapat memangkas wewenang mereka jika perlu, dan banyak hal mengenai cara kerja Mahkamah Agama di bawah pemerintah Roma tetap tidak pasti.
Pada mulanya Mahkamah Agama hanya terdiri dari para Saduki. Situasi ini berubah di bawah ratu Aleksandra pada awal abad pertama Seb.M, ketika kemudian kaum Farisi dan para ahli kitab dimasukkan juga. Dalam masa Perjanjian Baru, Mahkamah Agama terdiri dari tujuh puluh satu anggota – tujuh puluh terdiri dari imam-imam, penatua dan ahli kitab, dan imam besar menjadi ketuanya. Tidak diketahui bagaimana anggota-anggota Mahkamah Agama itu dipilih. Sehubungan dengan afiliasi golongan, baik Farisi maupun Saduki terwakili (Kis 23:6). Imam besar berfungsi sebagai pemimpin Mahkamah Agama (Mat 26:57; Kis 5:17). Maka Kayafas adalah pemimpin mahkamah Agama pada waktu Yesus ditangkap dan diadili; Ananias adalah pemimpin pada waktu pengadilan Paulus (Kis 23:2). Mahkamah melakukan pertemuan di suatu ruang di satu kompleks tidak jauh dari Bait Allah. Pada malam ketika Yesus ditangkap, Mahkamah Agama bersidang di rumah imam besar, mungkin karena gerbang Bait Allah sudah ditutup (Mat 26:57; Mrk 14:53).
Ketika melakukan pengadilan, Mahkamah Agama duduk setengah lingkaran dengan dua orang panitera, yang satu mencatat jumlah suara yang menetapkan pembebasan, yang lainnya mencatat jumlah suara yang setuju menjatuhkan hukuman. Untuk pidana berat diikuti prosedur khusus. Mula-mula dikemukakan alasan untuk pembebasan, lalu alasan-alasan untuk menjatuhkan hukuman. Siapapun yang tadinya menyetujui pembebasan tidak boleh mengubah suaranya, tetapi mereka yang menyetujui jatuhnya hukuman diperbolehkan mengubah suaranya. Diperlukan dua orang saksi untuk menjatuhkan hukuman, dan pembebasan diumumkan pada hari itu juga, sedang keputusan hukuman ditunda sampai hari berikutnya. Jumlah mayoritas sederhana diperlukan untuk mendapatkan pembebasan, sedang untuk menjatuhkan hukuman diperlukan kuorum dua pertiga. Ketika memberikan suara, setiap anggota berdiri, mulai dari yang paling muda. Secara hukum, adanya keragu-raguan dapat menguntungkan posisi terdakwa.
Nikolaus
Salah satu dari ketujuh orang yang ditunjuk untuk membantu para rasul dalam jemaat Yerusalem awal (Kis 6:5). Berdasarkan tradisi ketujuh orang itu dianggap diakon pertama dalam Gereja.
Pengikut Nikolaus
Suatu sekte bidat yang disebut dua kali dalam kitab Wahyu (Why 2:6.15). Kitab Wahyu tidak memberitahukan bagaimana kepercayaan sekte Pengikut Nikolaus itu, namun rujukan dalam tulisan Santo Ireneus, Klemens dan Tertulianus menggambarkan kepercayaan mereka sebagai bentuk awal dari Gnostisisme. Pengikut Nikolaus kadang-kadang dikaitkan dengan diakon Nikolaus, yang ditahbis menurut Kis 6:5.
Stefanus
Salah seorang dari tujuh diakon yang dipilih para rasul untuk membantu mengurus kebutuhan para janda dalam komunitas Yerusalem (Kis 6:1-6). Digambarkan sebagai “seorang yang penuh iman dan Roh Kudus”, Stefanus adalah martir Kristen pertama (Kis 6-7). Karena namanya adalah nama Yunani, tampaknya ia berasal dari keluarga Yahudi berbudaya Yunani dan berbahasa Yunani. Namun ada tradisi yang berasal dari abad kelima, yang menyatakan bahwa “Stefanus” hanyalah padan kata Yunani dari bahasa Aram Kelil, mungkin Kelil itu adalah nama asli Stefanus, karena nama “Kelil” itulah yang dituliskan pada batu penutup makamnya. Bagaimanapun, pelayanannya sebagai seorang diakon tampaknya lebih tertuju pada orang-orang berbudaya Yunani yang menjadi Kristen.
Seorang pengkhotbah yang menakjubkan, Stefanus membuat mujizat-mujizat di antara orang banyak dan ia digambarkan sebagai seorang “yang penuh dengan karunia dan kuasa” (Kis 6:8). Sekelompok orang Yahudi di Yerusalem berdebat dengannya tetapi kalah, maka mereka berupaya untuk melancarkan tuduhan palsu kepadanya dalam hal hujat. Ia dihadapkan kepada Sanhedrin, Mahkamah Agama, di mana ia menyampaikan pidato yang sangat mendalam dan dicantumkan dalam Kis 7:2-53. Musuh-musuhnya yang berang merangketnya, menggelandang dia ke luar dari kota, dan melempari dia dengan batu sampai mati. Para saksi meletakkan pakaian mereka di kaki seorang muda bernama Saulus, yang nantinya dikenal sebagai Paulus (Kis 7:55-60). Sebelum mati, Stefanus mendapat penglihatan akan Kristus yang telah mulia dan ia berdoa, “”Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku” (Kis 7:59); ia memohon agar Yesus mengampuni mereka yang menganiaya dia. Stefanus dimakamkan oleh “orang-orang saleh” yang “meratapinya dengan sangat” (Kis 8:2). Makamnya lama dilupakan orang sampai kemudian di tahun 415 M diketemukan seorang yang bernama Lucien, dan suatu gereja didirikan untuk menghormati dia tak jauh dari Gerbang Damsyik (dipersembahkan pada tahun 460). Ia diperingati setiap tanggal 26 Desember.