Nama Yohanes adalah terjemahan Yunani dari Yohanan, bahasa Ibrani, artinya, “Tuhan itu murah hati”. Pendahulu langsung dari Yesus, Yohanes disebut “Baptis” (ho baptistes) dan “Pembaptis” (ho baptizon). Yohanes adalah seorang nabi dan asket yang menyiapkan jalan bagi Yesus sang Mesias dan membaptis Dia di Sungai Yordan. Peranan Yohanes Pembaptis di dalam sejarah keselamatan dinyatakan dengan jelas dalam Injil Yohanes: “Ia bukan terang itu, tetapi ia harus memberi kesaksian tentang terang itu” (Yoh 1:8).
I. HIDUPNYA
Disebut “utusan Tuhan”, Yohanes adalah anak Zakharia, seorang imam dari rombongan Abia (Luk 1:5), dan Elisabet, yang juga keturunan Lewi dari Harun (Luk 1:5), sanak kerabat dari Maria (Luk 1:36). Malaikat Gabriel menampakkan diri kepada Zakharia dan memberitahukan kelahiran Yohanes (Luk 1:11-20), dan menyatakan kepada Zakharia bahwa anak itu “akan besar di hadapan Tuhan dan …. ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya; ia akan membuat banyak orang Israel berbalik kepada Tuhan, Allah mereka” (Luk 1:15-16). Orangtua Yohanes Pembaptis sebenarnya sudah lewat usia untuk mengandung dan melahirkan anak (Luk 1:7); dan nama anak itu ditentukan oleh Allah (Luk 1:13). Rincian kisah ini menempatkan Yohanes Pembaptis di dalam urutan tokoh besar Perjanjian Lama (seperti Ishak, Simson dan Samuel) yang dipilih untuk melaksanakan suatu tugas dalam sejarah keselamatan.
Lukas mengisahkan bahwa ketika Elisabet dikunjungi oleh Maria, kedua wanita itu sedang mengandung, dan bahwa Yohanes “melonjak kegiragan di dalam rahim” Elisabet, di hadapan Mesias dan ibundanya (Luk 1:41). Bahkan sebelum kelahirannya, Yohanes sudah melaksanakan tugasnya mewartakan kedatangan sang Mesias.
Setelah lahir, ia diberinama Yohanes, dan “anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Dan ia tinggal di padang gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan diri kepada Israel” (Luk 1:80). Sekitar tiga puluh tahun berlalu ketika Yohanes Pembaptis muncul di padang gurun Yudea dan mewartakan kerajaan surga (Mat 3:1-12; Luk 3:1-20; Yoh 1:19-28), sesuatu peristiwa yang di dalam Injil Markus dikaitkan dengan nabi Yesaya: “Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya: ‘Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu; ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya’.” (Mrk 1:2-3). Yohanes Pembaptis “memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan” (Mrk 1:6). Dengan kata lain, ia mengenakan pakaian sama seperti nabi Elia (2 Raj 1:18) (KGK 718).
Yohanes membaptis orang untuk pengampunan dosa dan menyerukan pertobatan, karena penghakiman yang akan datang dari Tuhan sudah semakin membayang, dan kerajaan surga sudah dekat (Mat 3:2). Khotbahnya yang kuat dan kesungguhan sikapnya menyebabkan pengaruhnya bertambah luas, dan orang berdatangan dari seluruh Yudea dan Yerusalem untuk dibaptis olehnya di sungai Yordan, setelah mengakui dosa-dosa mereka (Mat 3:5; Mrk 1:5). Mereka mengakui dia sebagai seorang nabi (Mat 11:9; bdk Luk 1:76.77). Lukas menyampaikan beberapa dari ajaran moralnya (Luk 10:10-14).
Yohanes membaptis orang yang datang kepadanya sebagai tanda tobat (berbeda dari baptisan Yesus yang adalah sakramen lahir kembali). Baptis ini menandai karya kenabiannya: bahkan Kristus sendiri menyebutnya “Pembaptis” (Mat 11:11). Orang-orang Farisi mempertanyakan mengapa dia membaptis “jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan datang?” (Yoh 1:25). Yohanes Pembaptis menyangkal dugaan orang bahwa dirinya adalah Mesias dengan menyatakan: ”Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus.” (Mrk 1:7-8; bdk Tomas Aquinas, Summa Theologiae, III.Q.38, art 1-6) (KGK 720).
Yesus melakukan perjalanan dari Galilea dan muncul dihadapan Yohanes untuk dibaptis di Sungai Yordan (Mat 3:13-17; Luk 3:21-22; Yoh 1:20-34). Markus menceritakan kisahnya: “Pada waktu itu datanglah Yesus dari Nazaret di tanah Galilea, dan Ia dibaptis di sungai Yordan oleh Yohanes. Pada saat Ia keluar dari air, Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya, Lalu terdengarlah suara dari sorga: ‘Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan’.” (Mrk 1:9-11). Sesudah membaptis Yesus, Yohanes melanjutkan karyanya di Lembah Yordan.
Di dalam karyanya itu, Yohanes Pembaptis menarik sekelompok orang yang memilih tinggal bersamanya. Ia menyuruh mereka berpuasa (Mrk 2:18), dan akhirnya mengarahkan mereka kepada Kristus, dan berkata: ”Lihatlah Anak domba Allah” (Yoh 1:29; bdk Mat 11:2-6; Luk 7:18-23; Yoh 3:25-30). Murid-muridnya suatu ketika bertanya, mengapa mereka disuruh berpuasa sedang murid-murid Yesus tidak (Mat 9:14; Mrk 2:18; Luk 5:33). Begitu pula, Yesus sendiri menunjukkan kontras perbedaan di antara sikap Yohanes yang kereng dan kenceng dengan hidup Yesus sehari-hari yang biasa-biasa saja (Mat 11:18; Luk 7:33). Yohanes Pembaptis sendiri menyadari bahwa tugasnya sudah selesai dengan kedatangan Kristus: “Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (Yoh 3:30)
Ketika Yohanes secara terbuka mengecam perkawinan yang cacat antara Herodes Antipas dengan Herodias, isteri saudaranya, Filipus (Mat 14:1-12; Mrk 6:17-18; Luk 3:19-20), Herodes memenjarakannya. Ketika di dalam penjara, Yohanes Pembaptis mengutus murid-muridnya kepada Yesus untuk meminta penegasan bahwa Yesus adalah Mesias (Mat 11:2-6; Luk 7:18-23). Herodes takut kepada Yohanes Pembaptis dan ingin menahan dia dalam keadaan hidup, tetapi isterinya, Herodias, punya pikiran lain. Ketika puteri Herodias, Salome, mempersembahkan tarian di hadapan tamu-tamu, Herodes yang terpesona oleh penampilan gadis itu berjanji akan memberikan apa saja yang ia minta. Atas kisikan ibunya, Salome meminta kepala Yohanes Pembaptis di atas nampan (Mat 14:6-8; Mrk 6:21-25; bdk Yosephus, Ant. 18.5.2). Murid-murid Yohanes Pembaptis meminta jasad sang nabi dan memakamkan dia (Mrk 6:29); mereka juga mengirimkan khabar kepada Yesus mengenai peristiwa itu (Mat 14:2). Tersiar khabar angin bahwa Yesus adalah Yohanes yang hidup kembali (Mat 16:14; Mrk 8:28; Luk 9:19), yang menunjukkan betapa kuatnya kesan yang dibuat Yohanes Pembaptis pada masyarakat dari karyanya yang singkat.
II. PEMBUKA JALAN BAGI YESUS
Yohanes Pembaptis di dalam tradisi dihormati sebagai pembuka jalan bagi Mesias. Yesus sendiri menghormati Yohanes Pembatis dengan menyatakan bahwa “di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya” (Mat 11:11; bdk Luk 7:24-30). Yesus kemudian mengeksplisitkan apa yang telah dikemukakan dengan tampilnya Yohanes Pembaptis dan telah dinubuatkan oleh malaikat (Luk 1:17): Yohanes telah menggenapkan tugas Elia (Mat 11:13-14; 17:10-13; Mrk 9:13).
Melalui Roh Kudus, Yohanes Pembaptis melengkapkan kerinduan para nabi, jika mereka memandang Kristus dari jauh, Yohanes Pembaptis melihatNya sebagai manusia (bdk 1 Ptr 1:10-12). Baptis tobat yang dilakukannya merupakan bayangan awal bagi kelahiran baru dengan baptis dalam air dan roh Kudus (bdk Yoh 3:5) dan apa yang telah dilakukan Roh Kudus adalah “di dalam dan bersama dengan Kristus” (KGK 717-720)