Konferensi Internasional Teologi (Theo I-Con) merupakan suatu program reguler tahunan setiap bulan Maret, yang diselenggarakan AFTI oleh Fakultas Teologi Sanata Dharma/Fakultas Kepausan Wedabhakti Yogyakarta. Acara ini untuk tahun ini akan digelar dengan tema Re-Imagining Theology, Religion, Culture and Humanities for Public Life (Membayangkan Kembali Teologi, Agama, Budaya, dan Humaniora untuk Kehidupan Publik) pada hari Selasa-Rabu, 28-29 Maret 2023 secara virtual digital (daring) dengan Webinar. Konferensi akan menggelar dua model perjumpaan/ percakapan: Pleno Hari Pertama dan Kedua (dari satu ruang, dengan dua sesi antara pkl 16.00-18.00 dan pkl. 18.10-19.40) dan Paralel 1,2, (dari lima ruang, dengan dua sesi antara pkl. 18.00 – 18.45 dan pkl. 18.55-19.40).
Konferensi Internasional Teologi akan dibuka dengan sambutan Kardinal Luis Antonio Gokim Tagle, Prefek Dikasteri Evangelisasi Bangsa-bangsa, Vatikan. Disusul sambutan Rektor USD Rm. Albertus Bagus Laksana SJ, dan Dekan FTW Rm. C.B.Mulyatno Pr.
Dinamika agama tradisional di ranah publik tidak lagi tampil hitam putih, melainkan sebagai realitas yang kaya warna yang mengundang interpretasi lebih lanjut. Di belahan bumi barat, berbagai studi sosiologis menunjukkan prediksi yang meyakinkan tentang penurunan afiliasi dengan agama tradisional, terutama di kalangan anak muda. Agama bukan lagi “kanopi suci” dan acuan terakhir untuk memaknai perjuangan hidup manusia. Namun, di beberapa belahan dunia lain (khususnya Asia) agama tampak sangat dominan, jika tidak dikatakan mengganggu. Agama tetap menjadi acuan utama ketika orang berbicara tentang res publica. Ketika agama masih dinilai sebagai referensi dominan, tantangannya adalah untuk mencari tahu bagaimana agama dapat menghindari jatuh ke dalam perdebatan internal tentang fokus pada kesalehan individu yang bersifat pribadi. Kekayaan tradisi keagamaan perlu ditafsir ulang agar agama mampu memberikan kontribusi positif bagi tumbuhnya tekad kolektif untuk menjawab persoalan-persoalan publik yang mendesak, seperti krisis lingkungan, konflik dan migrasi, dominasi ranah ekonomi atas dinamika politik dan kehidupan komunal, korupsi, maraknya tuntutan atas pengakuan hak-hak pribadi yang belum memadai dalam masyarakat tradisional.
Konferensi internasional ini menitikberatkan reinterpretasi tradisi secara interdisipliner – baik tradisi keagamaan maupun tradisi keagamaan dalam perjumpaan dengan tradisi lokal – sehingga agama dapat tampil sebagai kekuatan positif bagi berbagai proyek kehidupan yang melibatkan semua orang dengan itikad baik.
Area Disiplin (termasuk, namun tidak terbatas pada) Teologi, Teologi Pastoral, Teologi Moral, Teologi Dogmatis, Teologi Sistematika, Teologi Fundamental, Studi Biblika, Pendidikan Agama, Studi Keagamaan, Ilmu Sosial, Studi Sastra, Studi Humaniora.
Akan tampil sebagai pembicara pada Pleno Hari Pertama 28 Maret Sesi Pertama yang dipimpin moderator Rm Paulus Bambang Irawan SJ, Prof.Dr. Felix Korner SJ dari Universitas Humboldt Berlin tentang Peran Agama Dalam Mengubah Dunia, Perspektif Kristen dan Islam untuk Masyarakat Pluralis. Dilanjut Dr. Joel Casimiro Pinto OFM dari ISFIT Dom Jaime Garcia Goulart Dili, Timor Leste tentang Perspektif Pribadi Manusia dari Autonomi ke Teonomi, Suatu Kunci pemahaman Humanisme Kristiani. Dalam Sesi Pleno Kedua yang dimoderatori Rm Antonius Galih Arga Pr, tampil Dr. Dominic S. Irudarayaj SJ dari Lembaga Biblika Kepausan (PIB), Roma tentang membaca Kitab Suci secara ekologis; membayangkan kembali Hermeneutika Teologis kita. Dilanjut Rogel Anecito Abais SJ dari Fakultas Teologi Loyola, Universitas Ateneo Manila tentang identitas kolektif migrasi, suatu perspektif biblis atas Kenangan Budaya.
Pada Hari kedua 29 Maret, sesi Pleno ketiga yang dimoderatori Rm Dr Martinus Joko Lelono Pr, akan tampil Zorica Maros Ph.D dari Fakultas Katolik Universitas Sarajevo, Bosnia/Herzegovina, tentang peran Teolog mengubah dunia Pasca Perang, dilanjut Dr. Dionisius Bismoko Pr tentang bangunan gereja sebagai medium komunikasi dalam masyarakat multikultural.
Presentasi Paralel #1 (pkl 18.00-18.45) Dari Ruang 1 menampilkan: (1) Max Rooyyackers tentang Perempuan Indo-Eropa dan Evangelisasi di Jawa-Tengah pada abad ke-19. (2) Tri Ratno Wahana tentang Mencerna Theosis dengan Konsep “Ngonangi” Ki Ageng Suryomentaram. (3) Benediktus Tri Widiatmaka, Bonaventura Dwi Putra N dan C.B. Mulyatno tentang Shalawatan sebagai sarana merawat dan mewartakan iman katolik. (4) Mutiara Andalas, tentang Menenun Ketahanan Ekonomi, Menenun Ekonomi Keselamatan Tuhan: Narasi Teologis Tradisi Tenun Ikat para puteri Allah Sumba Tenggara sebagai Penenun yang Melanjutkan Kehidupan.
Dari Ruang 2 menampilkan: (1) Yan Oktavianus Kalampung tentang Teologi Trauma Guru Pasca Covid 19. (2) Agustinus Daryanto tentang Ekonomi Humanistik, Membaca Visi Teologis Ekonomi Paus Fransiskus Menerapkan Pendekatan Kapabilitas Amartya Sen. (3) Fransisca Yohana Sri Winarsih tentang Paham Pertanian Agamis: Keterkaitan Pertanian, Lingkungan Hidup dan Agama. (4) Aloysius Gonzaga RK Prabawa, Stefanus Krisna Raya Sulistyo, Benediktus Tri Widiatmaka dan Paulus Bambang Irawan, tentang Pembentukan Karakter Siswa melalui Dialog Budaya: Pengalaman Lembaga Pendidikan Katolik di Yogyakarta.
Dari Ruang 3 menampilkan: (1) B. Agus Rukmono, Marselinus Dhewandari, David Juliawan Ndhuru, Jakobus Aditya Christie Manggala, Stefanus Gale, F.Hasto Rosariyanto, P. Bambang Irawan, tentang Mengupayakan semangat “Budaya Merawat” dalam Pengembangan Nilai dan Pembinaan Karakter Para Siswa Sekolah Katolik. (2) Laurentia Yunitri Moelyowardani, Fransisca Mbawo, Kartika Kirana, tentang Mengusahakan Manusia Emansipatoris melalui Pendidikan Agama dalam Sekolah Eksperimental Mangunan. (3). Dominikus Setio Haryadi, CB Mulyatno, tentang Pengalaman Komunikasi Dialogis dan Kerjasama antara Mentor dan Orangtua Seminaris Tahun Ketiga di Seminari Menengah Mertoyudan dalam proses Electio.
Dari Ruang 4 menampilkan : (1) Aulia Simon Partogi Situmorang tentang Hibriditaa sebagai Lokus Teologi Publik di Indonesia. (2) Hendrikus Febrianto Fernandez, CB Mulyatno, tentang Model Praksis Pelayanan Kerasulan Awam di Paroki San Juan dalam Dialog dengan Budaya Lamaholot. (2) Kasmir Nema, Theresia Yovita Cendana Sari tentang Kompetensi Komunikasi Para Katekis dalam Era Post-Truth. (4) Paulus Tamar, tentang Pneumatologi Kontekstual: Antara Pneumatologi, Post-Truth dan Media.
Dari Ruang 5 menampilkan: (1) Handi Hadiwitanto, Vania Sharleen Setyono, Membayangkan Kembali Para Muda Pencari Iman di tengah Kekerasan. (2) Yoachim Agus Tridianto, Ch. Suryanti, tentang Perkawinan Campur Antara Kristen dan Muslim di Indonesia. (3) Agustinus Kartono, Diskusi tentang Identitas Perempuan: Analisis Sosial Identitas Perempuan Siro-Fenesia dalam Mrk 7:24-30. (4) Demetria Selvita Alvianey, Kristus Perintis Transenden Kaum Perempuan.
Presentasi Paralel #2 (pkl 18.55-19.40) Dari Ruang 1 menampilkan: (1) Anselmus D. Atasoge, Dominikus Doni Ola, Adison Adrianus Sihombing, tentang Pate Nalan: Mediatisasi Ikatan Sosial, Perspektif Fungsionalisme Struktural. Amanda Putri Namuhury, tentang Studi Literatur tentang Pengaruh Agama pada Kebudayaan dan sebaliknya di Nusa Tenggara Timur dan Papua. (3) Anita Anastasya Br Sihombing, Anita Stephani F. Warrow, Antonius Bagas P. Adi Nugraha, Erni Dameria Simare-mare, Paulus Bambang Irawan, tentang Budaya Perjumpaan sebagai Tanggapan pada Populisme Identitas dalam Indonesia yang Pluralistik. (4) Theresia Yovita Cendana Sari, Adison Sihombing, tentang Katekese Umat dalam Perspektif Tradisi Bahaum Dayak Kanayatn.
Dari Ruang 2 menampilkan: (1) Yohanes Hari Gunawan Wibisono tentang Kesatuan Komunitas Korintus Berdasar Ekaristi dalam 1 Kor 11:17-34. (2) Yonas Bastian, Antonius Galih Arga, tentang Membaca ulang Warta Malaikat pada Maria, Luk 1:26-38 dari Pandangan Apokaliptik. (3) Bobby Steven Octavianus Timmerman, tentang Memahami Kutuk Atas Lawan dalam Mzm 137: Suatu Kajian Eksegetis atas Mzm 137 sebagai Mazmur Ratapan dan Pandangannya tentang Pengartian Kekerasan dalam Kitab Suci. (4) Franciscus Dicky Palmana, tentang Kualitas Pemimpin yang Dikagumi, Bacaan Lintas Teks atas Centhini 258:1-17 dan Yes 11:1-10.
Dari Ruang 3 menampilkan: (1) Bernardus Singgih Guritno, Andreas Gandhi Raka, Benediktus Aditya Reliantoko, tentang Pengembangan Pola Pikir Naratif dalam Pendidikan Berbasis Proses Menurut J.S.Bruner. (2) Bernardus Agus Rukiyanto tentang Peran Pendidikan Agama dalam memajukan Pluralisme Keagamaan. (3) Hastangka, Benny Widaryanto, Yuyun Libriyanti, tentang Pendidikan Agama di Sekolah Menengah Atas Indonesia, Tegangan Moral antara Spiritualitas dan Kesalehan Moral. (4) Linda Bustan, Interaksi Keramahtamahan: Hubungan antara Tionghoa Kristen dan Muslim di Surabaya.
Dari Ruang 4 menampilkan: (1) Kasmir Nema tentang Komunikasi Pastoral dalam Era Digital: Realitas dan Tanggapan. (2) Fransiskus Purwanto, Christian Hoper, tentang Pelayanan Baru Kaum Awam dalam Gereja Katolik: Studi Kasus Kongregasi Suster-suster Belas Kasihan dari Gembala Yang Baik mengenai Rekan Perutusan.
Semoga lancar dan sukses.