Bahasa Ibrani, “namanya adalah Tuhan”. Hakim terakhir dan yang terbesar bagi Israel. Ia merupakan tokoh pada masa transisi yang membantu mengakhiri sifat hubungan kesukuan Israel dan memulai bentuk kerajaan. Samuel melaksanakan beberapa peranan sepanjang hayatnya : imam, pelihat, nabi dan hakim.
I. PERANAN SAMUEL
Kisah Samuel tercantum dalam kitab 1 Samuel dan beberapa bagian dari ceritanya menunjukkan Samuel dengan peranan yang berbeda-beda.
Samuel dipandang dalam peran imam dalam bagian awal kisahnya, melayani Tuhan di tempat suci di Silo (1 Sam 2:11.18; 3:1) dan melaksanakan fungsi-fungsi persembahan korban yang penting yang terkait dengan kedudukan imam (1 Sam 7:9; 9:13; 10:8; 16:1-5).
Samuel dinyatakan sebagai seorang nabi dalam 1 Sam 3:20 (bdk 2 Taw 35:18; Sir 46:13-20), dan ia memenuhi perannya itu dengan menyampaikan kehendak Tuhan kepada bangsanya (1 Sam 8:10-18; 15:1-2), dengan menjadi pengantara mereka (1 Sam 7:8-9; 12:23) dan mengumumkan hukuman Tuhan atas Saul (1 Sam 13:13-14; 15:22-23). Akhirnya Samuel menggunakan ungkapan perkataan nabi menurut tradisi: “Demikianlah firman Tuhan” (1 Sam 10:18; 15:2).
Samuel juga dapat diperikan sebagai seorang “pengantara perjanjian”, terutama karena perannya di dalam memperbarui perjanjian Ulangan di Gilgal (1 Sam 11:14-15). Demikian pula ia memberlakukan “hukum untuk raja” yang diberikan dalam Ul 17:14-20, dengan mengurapi raja pertama Israel (1 Sam 10:1) sesudah berulang kali menyuarakan peringatan kitab Ulangan mengenai bahayanya mempunyai kerajaan (1 Sam 8:4-18).
Demikian juga, ia dikenal sebagai seorang pelihat (1 Sam 9:5-21; bdk 1 |taw 9:22; 26:28; 29:29).
Samuel terutama menonjol sebagai seorang hakim; 1 Sam 7:15-17 menyatakan bahwa ia menjadi hakim bagi Israel sepanjang hayatnya, dan 1 Sam 12:11 membandingkannya melebihi Barak dan Yefta. Ia bukan hakim pemimpin perang dan pembebas seperti sebagian besar para pendahulunya, namun terlebih-lebih Samuel adalah seorang hakim yang menegakkan keadilan bagi Israel.
II. HIDUP SAMUEL
Samuel adalah putera Hana dan Elkana. Karena Hana mandul, ia menderita karena hinaan isteri yang lain dari Elkana, yaitu Penina (1 Sam 1:1-8). Hana mengikuti suaminya berziarah di tempat suci Silo, tempat Eli melayani sebagai imam. Ketika memohon seorang anak kepada Tuhan, Hana berjanji bahwa jika permohonannya dikabulkan, ia akan membaktikan puteranya, “aku akan memberikan dia kepada Tuhan untuk seumur hidupnya” (1 Sam 1:11). Tuhan mendengarkan permohonannya dan mengabulkan doanya. Seorang putera dilahirkannya, dan Hana menyebutnya Samuel. Menepati janjinya, Hana membaktikan anaknya itu untuk melayani Tuhan (1 Sam 1:19-2:11).
Eli mengambil Samuel dan menyiapkannya untuk menjadi imam. Ketika berada di Silo, Samuel mendapat dari Tuhan suatu nubuat bahwa keluarga Eli akan hancur karena kejahatannya (1 sam 3:11-140. Ia memberitahukan kepada Eli hukuman yang akan menimpa, dan Eli terpaksa menyaksikan kenyataan yang terjadi seperti yang telah dinubuatkan: kedua putera Eli tewas dalam pertempuran Afek melawan orang Filistin, dan tabut perjanjian yang mereka bawa direbut oleh musuh. Ketika Eli mendengar berita itu ia jatuh dari tempat duduknya dan patah lehernya (1 Sam 4:1-18).
Pada akhirnya Samuel tampil sebagai pemimpin agama Israel. Setiap tahun ia berkeliling ke kota-kota “untuk mengadili Israel”. Ia juga membangun sebuah altar bagi Tuhan di rumahnya di Rama (1 Sam 7:15-17). Di tahun-tahun belakangan, anak-anaknya juga menjadi hakim atas Israel. Tetapi anak-anaknya tidak layak untuk jabatan itu, karena menerima suap dan memutarbalikkan keadilan (1 Sam 8:3). Rakyat menolak keinginan Samuel dan sebaliknya menuntut agar seorang raja diurapi atas mereka (1 Sam 8:1-22). Atas petunjuk Tuhan, Samuel mengurapi Saul sebagai raja pertama bagi Israel (1 Sam 10:1).
Dalam masa pemerintahan Saul, Samuel terus melaksanakan tugas sebagai imam dan nabi, sering berbicara atas nama Tuhan, terutama mengecam kegagalan Saul selaku raja dalam mematuhi perintah-perintah Tuhan. Samuel menyampaikan hukuman Tuhan yang akan menimpa Saul dan atas perintah Tuhan ia mengurapi Daud sebagai raja pengganti Saul (1 Sam 16:1-13). Kematian Samuel diratapi oleh seluruh bangsa Israel (1 Sam 25:1).