Bagi penduduk Palestina, air sangat berharga, dan hujan dianggap sebagai berkat/rahmat dari Allah (Ul 11:14). Kurangnya air pada umumnya, hujan, atau air yang bisa diminum, kadang-kadang dianggap sebagai hukuman ilahi dan suatu tanda bahwa Allah tidak berkenan (Kel 15:23; 17:2; Ul 28:23; 1 Raj 17:1-7; Yes 19:5; Yer 14:3; Why 8:11). Tidak seperti Mesir dan Mesopotamia, Palestina tidak cocok untuk pembuatan saluran irigasi yang luas, seperti yang dikatakan Kitab Ulangan “Sebab negeri, ke mana engkau masuk untuk mendudukinya, bukanlah negeri seperti tanah Mesir, dari mana kamu keluar, yang setelah ditabur dengan benih harus kauairi dengan jerih payah, seakan-akan kebun sayur. Tetapi negeri, ke mana kamu pergi untuk mendudukinya, ialah negeri yang bergunung-gunung dan berlembah-lembah, yang mendapat air sebanyak hujan yang turun dari langit” (Ul 11:10-11). Mata air adalah tempat-tempat yang berharga bagi kota-kota dengan dengan teknik air dapat dialirkan kepada penduduk. Hujan sangat menentukan kelangsungan hidup, dan orang Israel sangat menanti-nantikan musim penghujan (lih Ul 11:14; Ayb 29:23; Hos 6:3; Zak 10:1). Sumur-sumur juga digunakan untuk persediaan air (Kej 21:19; Kel 2:13-17; Bil 21:16).
Tentara yang mengepung kota biasanya berusaha memutus aliran sumber-sumber persediaan air (bdk 2 Raj 3:25; Ydt 7:12-13). Untuk menghilangkan kemungkinan seperti itu Raja Hizkia memerintahkan pembangunan terowongan bawah tanah untuk menjamin aliran air bersih secara tetap sekalipun kota berada dalam keadaan terkepung (2 Raj 20:20; 2 Taw 32:30).
Air juga merupakan suatu simbol yang penting. Air menandakan rahmat Tuhan dan penyegaran rohani (Mzm 23:2; Yes 12:3; 32:2; 25:6-7; 41:18; Yer 2:13; Yeh 47:1-11). Kekurangan air adalah tanda kekurangan di bidang rohani (Mzm 63:1; Am 8:11). Dalam Perjanjian Baru air terus menandakan berkat dan penyegaran rohani (Yoh 4:14; Why 7:17; 21:6; 22:1). Hidup adalah karunia Allah yang diberikan kepada kita di dalam Roh (Yoh 7:38-39; 1 Kor 12:13). Air “hidup” berarti air yang mengalir dari suatu sumber dan menandakan air yang murni dan segar, sebagai lawan dari air yang tidak bergerak atau menggenang saja. Ketika Yesus berbicara dengan wanita Samaria bahwa Ia akan memberikan kepadanya ”air hidup”, wanita itu memahami perkataanNya dalam arti seperti di atas. Tetapi Yesus menerangkan bahwa “air hidup” adalah lambang hidup kekal (Yoh 4:10-11; bdk Kid 4:15).
Air digunakan sebagai bagian dari upacara pemurnian dan penyucian di dalam Perjanjian Lama. Para imam dibasuh dan diurapi pada saat pelantikan mereka (Kel 40: 12.15), dan berbagai pembasuhan termasuk sebagai bagian dalam berbagai tata-upacara dan pesta-pesta (Im 16:4, 24, 26). Air digunakan untuk menghilangkan cacat dan noda yang ditetapkan Taurat (Im 11:40; 15:15; 17:15; 22:6; Ul 23:11). Daya air yang memurnikan di dalam Perjanjian Lama mengantisipasi tempat air di dalam sakramen baptis, yang membersihkan hati nurani (Ibr 10:22; 1 Ptr 3:21) dan menghapus dosa-dosa (Kis 2:38; 22:16; Ef 5:26).