Daniel
Bahasa Ibrani, artinya “Tuhan mengadili”.
Nama tiga orang dalam Perjanjian Lama, yang pertama adalah yang paling terkenal.
- Pahlawan dalam Kitab Daniel. Di dalam ceritanya dikisahkan bahwa Daniel berasal dari keluarga bangsawan Yehuda yang mempunyai tingkat kecerdasan istimewa. Pada tahun 605 SM ia juga dibuang ke Babilonia (Dan 1:1-7). Di sana ia dibawa ke istana Raja Nebukadnezar dan dididik dengan tatacara dan bahasa orang Kasdim, bersama dengan tiga orang Yahudi lainnya: Abednego, Mesakh dan Sadrakh.
Setelah dapat menceritakan kembali dengan tepat dan menafsirkan isi mimpi Nebukadnezar (Dan 2:1-45), Daniel mendapat kedudukan tinggi di istana Babilon (Dan 2:46-48). Ia bertugas menafsirkan mimpi-mimpi raja (Dan 4:19-27). Seperti dulu bapa bangsa Yusuf (bdk Kej 40:1-41:38) Daniel mengungkapkan kepada penguasa Babilon misteri Kerajaan Allah (Dan 3:13-4:34).
Beberapa tahun kemudian, pada akhir masa pemerintahan Belsyazar, Daniel menafsirkan misteri tulisan yang tampak di dinding ruang pesta perjamuan dan menyatakan kejatuhan yang sedang mendatangi kerajaan Babilonia pada tahun 539 SM (Dan 5:1-6:1). Bahan Kitab Daniel versi Deuterokanonika dalam bahasa Yunani mencantumkan cerita Daniel menyelamatkan Susana dari tuduhan zinah dari tiga orang lelaki (Dan 13) dan pertarungannya dengan imam-imam dewa Bel (Dan 14). Cerita yang secara hidup menunjukkan kecerdasan praktisnya serta kesalehannya. Daniel tetap tinggal di Babilonia sampai tahun 538 SM pada masa pemerintahan Koresh.
Sebagai seorang nabi, Daniel mendapat karunia kebijaksanaan ilahi dari malaikat Allah untuk memahami misteri rencana ilahi di dalam sejarah (Dan 9:22; 10:12). Ia mendapat serangkaian visiun (Dan 7:1-12:13) yang menunjukkan perhatian bukan saja kepada dunia, tetapi juga kepada rancangan penyelenggaraan ilahi atas sejarah (Dan 7:9-27). Visiun Daniel meliputi gambaran-gambaran yang hidup mengenai kematian raja-raja dan tiran dunia, dan kemenangan Putera Manusia yang menerima Kerajaan Mesianis yang kekal (Dan 7:21-27). Akhirnya, Daniel mendapat visiun tentang kebangkitan tubuh (Dan 12:2-3). Harapan-harapan eskatologis ini menjadikan Daniel tokoh utama di antara nabi-nabi Perjanjian Lama. Dalam menyatakan Putera Manusia dan Kerajaan Allah, Daniel meletakkan dasar yang penting untuk memahami Kebangkitan dan Kenaikan Yesus ke Surga (bdk Mrk 1:15; 8:27-33; 11:10; Yoh 5:28-29; Kis 1:9; 7:55-56; Kol 1:18; 1 Kor 15:1-58; Rm 8:29), dan akhirnya Parusia (Mrk 14:62; Why 14:14) (Lih Kitab Daniel di bawah ini)
- Putera kedua Daud (1 Taw 3:1), yang dilahirkan ratu Abigail di Hebron. Namanya disebutkan dalam 2 Sam 3:3 sebagai Kileab. Karena ia tidak tampak ikut-ikutan dalam perebutan tahta ayahnya, diduga bahwa Daniel ini mati muda, atau tidak diperhitungkan bagi masa depan Kerajaan karena sakit jiwa atau cacat fisik.
- Seorang tokoh pasca pembuangan Babilon dari garis keturunan imam Itamar (Ezr 8:2). Dia termasuk kelompok pemimpin Yerusalem yang membubuhkan cap meterai atas pembaruan dokumen perjanjian yang didorong oleh Ezra.
Kitab Daniel
Salah satu dari Kitab Nabi-nabi dari Perjanjian Lama, yang terakhir dari keempat “Nabi Besar”. Kitab Daniel menceritakan riwayat Daniel, seorang Yahudi muda yang terikut dalam pembuangan ke Babilon pada tahun 605 SM, dan dari sebagian besar masa hidupnya tinggal di sana. Dikisahkan perjuangan dan kemenangan Daniel dan ketiga temannya. Buku ini bersifat apokaliptik sekaligus profetis sehubungan dengan visiun-visiun kemuliaan Israel di masa depan dan menyampaikan pesan agar umat beriman bertahan terhadap cobaan dan mengatasi kesulitan. Dalam Kanon Yahudi, Kitab Daniel digolongkan dalam “Tulisan-tulisan”, bukan dalam kelompok “Nabi-nabi”, bersama dengan 1,2, Tawarikh, Ezra, Nehemia, Ayub, Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Ratapan, Kidung Agung, Rut dan Ester. Walaupun sebagaian dari visiun-visiun di dalamnya tidak jelas, tema utama Kitab dapat dipahami: perilaku yang benar, kekuasaan ilahi atas manusia dan peristiwa, dan kejayaan kerajaan (Allah) pada akhirnya.
Bagian-bagian dari Kitab Daniel sampai kepada kita dalam tiga bahasa Kitab Suci: Ibrani, Aram dan Yunani. Kitab dimulai dengan bahasa Ibrani, tetapi kemudian mendadak berganti dengan bahasa Aram pada 2:4. Sebuah doa panjang berbahasa Yunani disisipkan di antara 3:23 dan 3:24. Lalu bahasa Aram berlanjut lagi hingga 7:28; sesudahnya digunakan bahasa Ibrani lagi untuk 8:1-12:13. Bab 13 dan 14 seluruhnya dalam bahasa Yunani walaupun tampaknya hasil terjemahan dari teks asli berbahasa Semit. Dalam Agama Yahudi para rabbi, bagian yang berbahasa Yunani, yang disebut Tambahan Daniel, dianggap apokrif. Pihak Protestan pada umumnya mengikuti kanon Yahudi modern. Gereja-gereja Katolik dan Ortodoks, sebaliknya, menerima bagian berbahasa Yunani itu sebagai deuterokanonika, dan kanonisitasnya diteguhkan dalam Konsili Trente pada tahun 1546.
- Pengarang dan Waktu Penulisan
- Teori Abad Kedua
- Teori Abad Keenam
- Isi
- Maksud dan Tujuan
- Iman Daniel dan teman-temannya
- Visiun Apokaliptik
- Petualangan Daniel Selanjutnya
4. Tafsir Visiun-visiun
-
-
- Keempat Kerajaan
- Latar Belakang Historis
- Visiun-visiun Masa Depan
-
I, Pengarang dan Waktu Penulisan
Tradisi Yahudi dan Kristen percaya bahwa Kitab Daniel ditulis oleh nabi Daniel sendiri pada abad keenam SM. Banyak ahli menerima tradisi ini, tetapi banyak ahli lainnya menyatakan bahwa buku ini ditulis lebih kemudian, pada abad kedua SM.
- Teori Abad Kedua
Para ahli yang menerima teori abad kedua yakin bahwa pengarang Kitab Daniel adalah seorang Yahudi yang tidak dikenal, yang mungkin menyusun Kitab ini sekitar tahun 165 SM. Jika anggapan itu benar, maka karya itu mencerminkan penindasan bangsa Yahudi di bawah Dinasti Kerajaan Seleukus, khususnya Antiokhus IV Epifanes (memerintah 175-163 SM). Maka pemberontakan Makabe merupakan konteks bagi penyusunan Kitab ini. Keempat kerajaan yang disebutkan dalam Kitab (Bab 2 dan 7) adalah Kerajaan Babilon, Media, Persia dan Seleukus (sedang tafsiran tradisional mengaitkannya dengan Babilon, Persia, Yunani dan Roma; lihat bagian “Tafsir Visiun-visiun” di bawah nanti). Dalam pandangan ini si pengarang menghimpun tradisi-tradisi kuno, mengolah kembali dan menyesuaikannya untuk membahas peristiwa-peristiwa pada masa hidupnya sendiri. Ini tentu tepat sehingga Kitab ini memberikan semangat besar kepada bangsa Yahudi selama zaman pemberontakan Makabe (bdk 1 Mak 2:59-60).
2. Teori Abad Keenam
Di pihak lain, pandangan tradisional mengenai pengarang dan waktu penulisannya bukannya tidak punya bukti pendukung. Pencerita sendiri menyatakan dirinya sebagai Daniel dan kadang-kadang berbicara dengan gaya kata ganti orang pertama, misalnya dalam Dan 8:1-4, dan Yesus dalam Mat 24:15 mengingatnya sebagai kata-kata yang diucapkan “oleh Nabi Daniel”. Selain itu, di dalam teks ada banyak detil yang terbukti mempunyai nilai kesejarahan sehubungan dengan Babilonia, misalnya praktek-praktek di dalam Kerajaan Babilonia dan bahwa Belsyazar merupakan wali negeri babilon di bawah pemerintahan Nabonidus – suatu fakta yang jika tidak diungkapkan niscaya tersembunyi relatif tanpa diketahui sampai zaman modern. Akhirnya, bahasa Aram dalam Dan 2:4 – 7:28 menunjukkan keserupaan yang menyolok dengan yang terdapat pad Ezr 4:7–6:18; 7:12-26 dan dengan Papirus Elefantin dari abad kelima. Semua ini menurut sebagian ahli merupakan indikasi suatu waktu penulisan jauh sebelum peiode Makabe dan dengan demikian masih membukakan kemungkinan bahwa Daniel tetap pengarangnya, atau setidaknya bahwa buku itu berasal dari abad keenam SM.
II. ISI
- Cobaan Daniel (Bab 1-6)
a. Istana Babilonia (1:1-21)
b. Mimpi Nebukadnezar (2:1-45)
c. Patung dan Tungku Ganas (2:46-3:30)
d. Mimpi yang Kedua dari Raja (4:1-37)
e. Pesta Perjamuan Belsyazar (5:1-30)
f. Daniel di Kandang Singa (6:1-28)
2. Visiun Daniel (Bab 7—12)
-
- Visiun Empat Binatang Buas (7:1-28)
- Visiun tentang Domba dan Kambing (8:1-27)
- Doa Daniel (9:1-19)
- Tujuh puluh Minggu (9:20-27)
- Konflik Antar Kerajaan (10:1—11:45)
- Akhir Zaman (12:1-13)
3. Petualangan Selanjutnya (Bab 13-14)
- Kisah Susana (13:1-64)
- Bel dan Naga (14:1-42)
III. Maksud dan Tujuan
-
- Iman Daniel dan teman-temannya
Enam bab pertama, yang ditulis dengan pola narasi orang ketiga, mengikuti petualangan Daniel. Ia diperkenalkan sebagai seorang Yahudi muda yang terikut dalam pembuangan ke Babilon oleh Raja Nebukadnezar pada tahun ketiga pemerintahan Raja Yoyakim di Yehuda (Dan 1:1). Dikisahkan Daniel dan ketiga temannya Hanania, Azarya dan Misael yang mendapat nama baru Sadrakh, Mesakh dan Abednego tinggal di istana raja sebagai pelayan-pelayan. Daniel lain dari yang lain dapat menafsirkan isi mimpi dan tanda-tanda misteri (Dan 2, 4, 5) serta misteri tulisan yang tampak di dinding ruang pesta perjamuan. Mene, Mene, Tekel, Peres teman-temannya dimasukkan ke dalam tungku yang menyala-nyala karena tidak mau menyembah berhala tetapi tetap hidup dengan selamat tanpa cedera (Bab 3). Suatu tambahan berbahasa Yunani “Doa Azarya dan Lagu Pujian Ketiga Pemuda Dalam Perapian” (ayat 1-68) [1] disisipkan di antara 3:23 dan 3:24, karena sangat berbeda dari seluruh Kitab mungkin dianggap perlu dipisahkan [seperti yang dilakukan dalam Alkitab bahasa Indonesia] atau bisa saja disatukan dengan Bab 3[2]. Bagian ini tersimpan dalam Septuaginta yang berbahasa Yunani (lihat Deuterokanonika). Daniel juga menolak menyembah berhala dan karena itu dimasukkan ke dalam kandang singa; tetapi dia juga selamat tak kurang suatu apa (Bab 6).
2. Visiun Apokaliptik
Bagian yang kedua, bab 7-12, menyajikan serangkaian perwahyuan yang diterima oleh Daniel; sebagian besar disampaikan dengan gaya narasi orang pertama. Sebagian dari Visiun itu dijelaskan oleh malaikat : Empat Binatang Buas (7:1-28); Visiun tentang Domba dan Kambing (8:1-27); Tujuh puluh Minggu (9:1-27); Konflik Antar Bangsa-bangsa (10:1—11:45); dan visiun tentang Akhir Zaman (12:1-13).
Daniel 7. Dalam suatu visiun yang mengulang beberapa tema dalam mimpi Nebukadnezar (Bab 2) Daniel melihat empat binatang buas keluar dari laut. Mereka melambangkan empat kerajaan besar yang akan melindas Israel, tetapi akan diadili oleh “Yang Telah Lanjut Usianya” [Tuhan, “Yang Lebih Tua dari zaman”] dan digantikan oleh Kerajaan Allah yang universal dan kekal.
Daniel 8. Malaikat Gabriel menjelaskan visiun tentang domba jantan dan kambing jantan; binatang-binatang yang melambangkan kerajaan duniawi. Domba jantan bertanduk dua melambangkan Media dan Persia, yang bergerak maju ke barat, utara dan selatan sampai dihantam oleh kambing (raja Yunani) bertanduk satu tapi besar (Aleksander) di antara kedua matanya. Tanduk besar itu akan segera patah, dan digantikan oleh empat yang lain (negara-negara pengganti itu adalah Mesir, Siria, Makedonia dan Trakea); dari kerajaan Siria muncul si “tanduk kecil”, Antiokhus IV Epifanes.
Daniel 9. Selanjutnya Daniel “memperhatikan dalam kumpulan Kitab jumlah tahun yang menurut firman Tuhan kepada nabi Yeremia aka berlaku atas timbunan puing Yerusalem, yakni tujuh puluh tahun” (Dan 9:2). Nubuat tujuh puluh minggu dari tahun dibagi menjadi tiga masa tujuh minggu, 62, dan masing-masing satu minggu tahun. Masa yang pertama, salah satu dari tujuh minggu itu (atau 49 tahun) terbentang sejak izin pembangunan kembali Yerusalem sampai dengan “kedatangan seorang yang diurapi”. Dalam periode masa yang kedua, dari 62 kali tujuh masa itu atau 434 tahun, Kota Kudus akan “dibangun kembali dengan tanah lapang dan parit keliling, tetapi di tengah-tengah kesulitan”. Sesudah keenampuluh dua kali tujuh masa itu seorang yang telah diurapi (Mesias) disingkirkan tetapi rakyat “dari raja yang akan datang menghancurkan kota dan tempat kudus akan dihancurkan…. Ia akan membuat perjanjian yang kuat dengan banyak pihak selama satu minggu, dan pada pertengahan minggu itu ia akan menghentikan kurban-kurban dan semua persembahan” seperti telah ditetapkan oleh Allah.
Daniel 10-11. Visiun yang terakhir mengenai pertentangan bangsa-bangsa (10:1-11:45), berisi suatu ringkasan peristiwa yang menyangkut Media, Persia dan Yunani. Bab 11 menggambarkan peristiwa-peristiwa besar mengenai empat raja Persia, Aleksander dan para penggantinya, serta tindakan-tindakan Antiokhus Epifanes.
Daniel 12. Visiun-visiun memuncak dengan suatu masa penderitaan besar dan akhir segala sesuatu. Nubuat itu meliputi suatu pernyataan yang jelas mengenai kebangkitan orang mati: “Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal, sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal” (Dan 12:2). Ada dua angka yang dicantumkan pada ayat penutup. Setelah 1290 (seribu dua ratus dan sembilan puluh) hari atau tiga setengah tahun korban sehari-hari akan dihentikan dan akan diadakan dewa-dewa kekejian yang membinasakan, tetapi “Berbahagialah orang yang tetap menanti-nanti dan mencapai 1335 (seribu tiga ratus tiga puluh lima) hari”.
3. Petualangan Daniel Selanjutnya
Pada akhir kitab ini[3] dikisahkan kelanjutan kisah petualangan Daniel; bagian-bagian ini hanya terdapat dalam Kitab Suci Septuaginta berbahasa Yunani. Bab 13 mengenai Kisah Susana, seorang wanita Yahudi yang hidup di Babilon dan mendapat tuduhan palsu melakukan perzinahan oleh dua orang peleceh dan diselamatkan oleh Daniel dengan taktik hukum yang cerdik. Cerita tentang Susana ini ditempatkan sebagai bab ketigabelas dalam Vulgata (Dan 13:1-64) dan versi Kitab Suci (terjemahan) yang mengikuti Vulgata[4], tetapi dalam Kitab Suci Septuaginta ditempatkan di bagian depan Kitab, menjadi semacam pembukaan pendek. Bab 14 menyajikan dua kisah. Dalam kisah yang pertama, Daniel membuktikan kepada raja Persia Koresh bahwa makanan sajian di hadapan patung Bel dengan diam-diam dimakan oleh para imam. Dalam cerita yang kedua, Daniel membunuh seorang penyembah buaya yang menyebabkan dirinya dimasukkan ke dalam kandang singa lagi; sekali lagi, ia diselamatkan oleh Tuhan tanpa kekurangan apa-apa. Cerita-cerita ini lagi-lagi menunjukkan kebodohan penyembahan berhala dan pemeliharaan Tuhan atas hambaNya yang tetap setia pada imannya dalam masa yang sulit (14:1-42).
IV. Tafsir Visiun-visiun
-
- Keempat Kerajaan
Penglihatan-penglihatan Daniel dalam Bab 2 dan 7 menggambarkan pergantian keempat kerajaan yang mendominasi Israel dan Timur Dekat. Pada akhir babak ini, setelah empat kekuatan asing datang dan pergi, nabi menyampaikan gambaran ditegakkannya Kerajaan Allah yang kekal di dalam sejarah dan penyebarannya ke seluruh dunia. Pengenalan atas keempat kerajaan itu perlu untuk memastikan masa penggenapan nubuat-nubuat itu.
Mereka yang berpendapat bahwa Kitab Daniel disusun dalam abad kedua SM biasanya menyampaikan daftar keempat kerajaan sebagai (1) Babilonia, (2) Media, (3) Persia dan (4) Yunani. Di sini klimaks rencana ilahi terungkap sendiri dalam sejarah dengan jatuhnya penguasa Seleukus Yunani, Antiokhus IV Epifanes, dan keberhasilan pemberontakan Makabe yang membebaskan Israel dari kuk penindasan bangsa asing untuk pertama kalinya setelah berabad-abad. Kendati tafsir ini populer di masa modern, namun sulit mengaitkannya dengan fakta sejarah. Misalnya, Media tidak pernah sungguh-sungguh mencapai suatu tngkatan kerajaan besar, dan Media tidak pernah menggantikan Babilonia sebagai kekuasan yang berkuasa. Media jatuh di tangan kerajaan Persia dalam tahun 550 SM lebih dari sepuluh tahun menjelang jatuhnya Babilonia (539 SM). Lepas dari soal ini, dicapainya kemerdekaan Israel untuk sementara dari kekuasaan asing yang dimungkinkan oleh usaha Makabe tampaknya sangat jauh dari gambaran besar mengenai suatu kerajaan kekal yang meluas ke seluruh dunia.
Mereka yang berpendapat bahwa Kitab Daniel disusun pada abad keenam SM biasanya menyampaikan daftar keempat kerajaan itu sebagai (1) Babilonia, (2) Media-Persia, (3) Yunani dan (4) Roma. Skema tradisional ini tidak hanya dipegang oleh beberapa ahli modern saja, tetapi juga dinyatakan dalam beberapa sumber Yahudi dan Kristen kuno. Menurut tafsir Kristen, keempat kerajaan itu tidak bersambung dengan Dinasti (Hasmona) Makabe di Israel, melainkan oleh Kerajaan Mesianis yang didirikan oleh Yesus Kristus dan menyebar ke seluruh dunia melalui langkah-langkah misioner Gereja. Dalam kaitan dengan fakta sejarah, Media dan Persia digabungkan menjadi suatu kesatuan sebelum jatuhnya Babilonia (tercermin dalam Dan 5:28; 6:12 dan 8:20). Dengan demikian kekuatan kerajaan keempat yang tidak tertandingi (lih misalnya Dan 7:7) lebih cocok dengan Kekaisaran Roma daripada dengan kerajaan historis Yunani, yang terpecah-pecah mencadi empat bagian tidak lama setelah didirikan dan tak pernah bersatu lagi. Skema tradisional inilah yang dianut di dalam tulisan ini.
2. Latar Belakang Historis
Kerajaan Yehuda runtuh pada awal abad keenam SM, dilanjutkan dengan kehancuran Bait Allah dan zaman Pembuangan. Di bawah raja Persia Koresh Agung yang kemunculannya membangkrutkan Kerajaan Babilonia pada tahun 539 SM, sebagian dari orang Yahudia di pengasingan pulang kembali ke Yerusalem dan memulai pekerjaan memugar Bait Allah. Namun Israel masih dalam keadaan dijajah, seperti yang dinubuatkan oleh Daniel, oleh kerajaan-kerajaan besar – yang pertama Babilonia selama masa Pembuangan, dan kemudian oleh Persia, oleh Yunani dan berikutnya oleh Roma. Walaupun secara politik Israel dijajah, jika Israel tetap mengarahkan imannya kepada Allah yang benar, hal itu membuatnya unik di antara bangsa-bangsa. Tahun-tahun yang panjang di bawah kekuasaan asing niscaya menjadi masa kebangkitan spiritual yang besar. Daniel memandang kepasrahan umat Allah itu sebagai persiapan mereka demi Kerajaan Allah.
3. Visiun-visiun Masa Depan
Di dalam Dan 2, Nebukadnezar bermimpi tentang suatu patung: “Adapun patung itu, kepalanya dari emas tua, dada dan lengannya dari perak, perut dan pinggangnya dari tembaga, sedang pahanya dari besi dengan kakinya sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat. “ (Dan 2:32-33). Sebutir batu dari sebuah gunung lepas menghantam patung itu hingga remuk, dan tumbuh menjadi suatu gunung yang “akan berkuasa atas seluruh bumi.” (Dan 2:34-35). Di dalam tafsir atas mimpi yang disampaikan Daniel, keempat bagian dari patung itu [buatan manusia] adalah keempat kerajaan, sedang batu dari gunung itu [bukan buatan manusia] adalah Kerajaan Allah: suatu kerajaan yang akan mengatasi keempat kerajaan duniawi dan akan berlangsung selama-lamanya (Dan 2:36-45).
Dalam Dan 7, Daniel sendiri mendapat penglihatan di malam hari yang mengandung pesan-pesan yang sama dengan pesan-pesan yang terkandung dalam mimpi Nebukadnezar. Ia melihat empat binatang buas yang mengerikan, dan lagi-lagi, ini adalah lambang keempat kerajaan asing yang menguasai Israel – singa adalah Babilonia, beruang adalah Persia, macan tutul adalah Yunani, dan gambaran monster adalah Roma. Lalu datanglah “seorang seperti anak manusia” yang “kekuasaannya ialah kekuasaan yang kekal, yang tidak akan lenyap, dan kerajaannya ialah kerajaan yang tidak akan musnah” (Dan 7:14).
Tampaknya batu gunung yang ada dalam mimpi Nebukadnezar adalah Anak Manusia di dalam mimpi Daniel, dan gunung yang yang “akan berkuasa atas seluruh bumi.” (Dan 2:34-35) adalah kerajaan kekal Anak Manusia. Dengan datangnya Anak Manusia itu didirikanlah Kerajaan Mesianis itu.
Bab 9 menyampaikan suatu jadwal peristiwa-peristiwa. Waktu diperlukan bagi Israel untuk pengampunan atas pelanggarannya. Malaikat Gabriel menyatakan bahwa waktunya adalah tujuh puluh minggu tahun, dengan kata lain 490 tahun (70 x 7) akan berlalu sebelum Israel diampuni dosanya. Dalam masa itu, empat kerajaan besar akan timbul dan tenggelam susul-menyusul, sedang yang keempat menyaksikan Kerajaan Allah didirikan di atas bumi. Pada akhir masa penngampunan dosa itu akan datang dua kejadian penting: “akan disingkirkan seorang yang telah diurapi” dan Yerusalem serta Bait Allah akan dihancurkan (Dan 9:26).
Umat Kristen memandang kedua peristiwa itu sebagai Penyaliban Kristus (”Kristus” adalah terjemahan Yunani untuk “Dia yang Diurapi”; Mesias) dan hancurnya Yerusalem dan Bait Allah pada tahun 70 M. Yesus Kristus adalah “Anak Manusia” yang kerajaanNya tidak akan berakhir; GerejaNya adalah kerajaanNya, gunung yang tumbuh memenuhi seluruh bumi sesudah batu menghantam patung.
[1] Dalam Alkitab lihat Bagian Deuterokanonika, Tambahan Daniel (3:24-90)
[2] Seperti yang dilakukan dalam KKK (Kitabsuci Komunitas Kristiani) hal 938-940.
[3] Dalam terjemahan Indonesia Alkitab, Bab 13 dan 14 disajikan terpisah sebagai “Tambahan Daniel” di bagian Deuterokanonika.
[4] Misalnya dalam terjemahan Indonesia versi KKK.