Kitab Ester Sebuah kitab kanonik Perjanjian Lama yang menceritakan bagaimana orang Yahudi di kerajaan Persia lolos dari pembantaian melalui peran sentral yang dimainkan oleh Ester; wanita Yahudi isteri Ahasyweros; peristiwa itu dikenang oleh bangsa Yahudi dengan perayaan Purim. Di dalam kanon Katolik, Ester tergolong dalam kitab-kitab sejarah, di antara Yudit dan 1-2 Makabe.
Kitab Ester versi Yunani Septuaginta meliputi apa yang disebut Tambahan Ester, yaitu 107 ayat deuterokanonika yang tidak ada dalam teks versi Ibrani. Di dalam Vulgata, Santo Hieronimus memisahkan bagian-bagian yang khas Septuaginta itu (yang tersebar di seluruh teks) dan kemudian menempatkannya langsung di belakang teks protokanonik, sebagai bab 11-16.[1] Ini menimbulkan kebingungan jalannya cerita dalam beberapa Kitab Suci [terjemahan yang mengikuti Vulgata]. Penerimaan atas bagian tambahan itu sebagai teks yang diilhami ditegaskan dalam Konsili Trente pada tahun 1546. Tambahan itu meliputi mimpi Mordekhai dan disingkapkannya rencana jahat terhadap raja; adanya bahan rencanaa keputusan raja yang didiktekan Haman untuk membunuh orang Yahudi, doa-doa Mordekhai dan Ester; dekrit keputusan raja yang didiktekan oleh Mordekhai; permohonan Ester kepada raja Ahasyweros; dan tafsir atas mimpi Mordekhai. Tambahan berbahasa Yunani menekankan nama Tuhan, dan ini tidak tampak dalam teks Ibrani.
I. PENGARANG DAN WAKTU PENULISAN
Berdasarkan Est 9:20.32 yang dianggap pengarang Kitab Ester adalah paman Ester, Mordekhai. Tradisi yang lain menyatakan penulisnya adalah Ezra. Waktu penulisan kitab ini tidak pasti. Jika Ahasyweros diidentikkan dengan Xerxes (memerintah 485-465 SM) maka buku ini ditulis sekitar sesudah 465 SM. Menurut bagian tambahan, teks Yunani dibawa ke Mesir oleh Dositeus, seorag imam Lewi pada tahun keempat pemerintahan Ptolemeus dan Kleopatra. Terjemahannya dibuat oleh Lisimakhus, putera Ptolemeus, salah seorang penduduk Yerusalem. Ada lima raja Ptolemeus yang mempunyai isteri bernama Kleopatra; namun yang paling mungkin di sini adalah raja Ptolemeus VII Ewergetes II (memerintah 146-116 SM), Ptolemeus VII Soter II (memerintah 116-107 SM), dan Ptolemeus VIII Auletes (memerintah 80-58 SM dan 55-51 SM). Kitab ini diterima di akhir-akhir kanon; tidak dikutip dalam Perjanjian Baru dan tidak terdapat di dalam teks Qumran. Karena tema buku adalah bangsa Yahudi yang terancam, ada yang menduga waktu penulisannya kurang lebih pada masa Makabe dalam pertengahan abad kedua SM, ketika Antiokhus Epifanes berusaha memaksakan program Helenisasi atas bangsa Yahudi di Palestina. Tambahan Yunani mencantumkan dalam Est 11:1 tahun 114 SM, mungkin menunjukkan saat dilakukannya penerjemahan.
II. ISI
- Prolog (11:2-12:6)
- Ester, Ratu Persia yang Baru (1:1-2:23)
a. Ratu Wasti Diusir (1:1-22)
b. Ratu Ester Dilantik (2:1-18)
c. Penemuan Rencana Jahat (2:19-23)
3. Rencana Jahat Membantai Bangsa Yahudi (3:1-5:14, termasuk Bab 13, 14, 15)
a. Dekrit Pembantaian (3:1-13; 13:1-7; 3:14-15)
b. Ester Campurtangan (4:1-14)
c. Doa Mohon Pembebasan (13:8-14:19)
d. Ester Menghadap Raja (15:1-16; 5:3-8)
e. Rancangan Haman terhadap Mordekhai (5:9-14)
4. Penyelamatan bangsa Yahudi (6:1-9:32 dan bab 16)
a. Promosi dan Eksekusi (6:1-8:2)
b. Campur tangan Ester (8:3-12)
c. Dekrit Pembebasan orang Yahudi (16:1-24; 8:13 – 17)
d. Orang Yahudi Menang (9:1-15)
e. Pesta Purim (9:16-32)
5. Epilog (10:1-11:1)
III. MAKSUD DAN TEMA
Dengan bentuk sastra novel atau roman sejarah, kitab Ester mengisahkan kepahlawanan seorang wanita muda Yahudi dalam menyelamatkan bangsanya dari kemusnahan. Ester adalah puteri Abihail dari suku Benyamin dan hidup dalam pengasingan dengan paman dan ayah angkatnya, Mordekhai. Nama Persianya, Ester, berarti bintang (Est 2:7; bahasa Persia stareh, bahasa Akad Isytar, sedang nama Yahudinya adalah Hadasa, yang berarti daun salam). Peristiwanya terjadi di Susa, Persia, dalam abad kelima SM. Ketika Ahasyweros (Xerxes) mengusir Ratu Wasti, Ester terpilih menjadi ratu. Haman, seorang menteri dan staf istana, marah karena Mordekhai menolak berbakti kepadanya dengan cara seperti kepada Allah. Ia mengusahakan menyusun suatu dekrit raja untuk membunuh orang Yahudi dalam kerajaan. Ester menghadap raja dan mengemukakan kehancuran yang diusulkan Haman. Ia menyelamatkan bangsa Yahudi dari pemusnahan.
Seperti Yudit, kisah Ester menekankan kepercayaan mutlak kepada Penyelenggaraan Ilahi dan menunjukkan bahwa rencana keselamatan dari Allah kadang-kadang disadari berlangsung dengan cara yang tidak biasa. Perlindungan Allah atas umatNya ditekankan sebagai imbalan atas kesetiaan mereka. Rencana Allah mungkin tidak diketahui pada masa yang penuh kesulitan dan penderitaan, namun pada akhirnya Ia akan terbukti menjadi pemenang. Tekanan teologis ini lebih ditegaskan lagi dalam teks Yunani.
Kitab Ester juga menjadi dasar perayaan Purim, yang diselenggarakan sebagai peringatan syukur atas terbebasnya bangsa Yahudi dari bencana pada waktu itu (Est 9:17-10:3). Purim berarti “undi”, dan kitab Ester menguraikan undi yang dilemparkan Haman untuk menentukan saat pemusnahan bangsa Yahudi dari Kerajaan Persia (Est 3:7). Ketika raja mengubah dekritnya, hari kematian itu berganti menjadi saat perayaan. Purim juga disebut “Hari Raya Mordekhai” (2 Mak 15:37).
Bagi umat Kristen, Ester adalah tipologi Santa Perawan Maria. Ester menyelamatkan bangsanya dari kematian dengan menyampaikan permohonan kepada raja besar, Ahasyweros. Maria juga menyelamatkan umat manusia dari kematian dengan permohonan kepada Raja segala Raja, Puteranya yang ilahi. Seperti Ester, Maria terus menerus berhubungan dengan sang Raja dan memberi penghiburan dn bantuan kepada mereka yang tertindas dan menderita.
[1] Di dalam terjemahan bahasa Indonesia, Alkitab menempatkan bagian yang protokanonik secara tersendiri sebagai Kitab Ester, sedang Tambahan Ester berada di bagian Deuterokanonika. Kitabsuci Komunitas Kristiani menempatkan Ester dalam kelompok Tulisan-tulisan, dan menggabungkan bagian yang protokanonik dengan yang deuterokanonika menjadi satu, dengan menyisipkan dalam huruf miring (sebagai tanda bahwa diambil dari Septuaginta) sebagian dari Bab 13 (ayat 1-7), di antara Bab 3 dan Bab 4, dan bagian Bab 13 lainnya (ayat 8-18), dan Bab 14,15, di antara Bab 4 dan 5, dan Bab 16 di antara Bab 8 dan 9.
Bambang Kussriyanto