Oleh Bambang Kussriyanto
Manajemen adalah alat. Alat yang penting dan diperlukan untuk tatakelola macam-macam usaha. Manajemen sudah digunakan ribuan tahun lalu dalam proyek-proyek pembangunan bangunan-bangunan besar di dunia dan dalam perang. Dalam Kitab Suci Kejadian diperlihatkan adanya suatu “rencana ilahi” dan “penyelenggaraan ilahi” melalui teks tentang penciptaan dunia dan manusia (Kej 1:1-31; 2:1-25), yang menunjukkan manajemen Allah atas ciptaanNya. Cobalah memerhatikan urutan pekerjaan Allah dari hari pertama hingga hari ketujuh untuk menerapkan pilihan-pilihan prioritas dasar yang sistematis dalam karya pelayanan kita.
Dalam Kitab Keluaran, Yitro, mertua Musa, menjadi guru manajemen bagi Musa untuk memimpin bangsa Israel setelah keluar dari negeri Mesir (Kel 18:13-27). Yitro memperkenalkan alasan “rationale” (pikiran logis sebagai latar belakang tatakelola), memperkenalkan pembagian tugas dan delegasi wewenang, bidang tanggungjawab, dalam mengatur jalannya bangsa Israel menuju tujuan sasarannya. Kita tahu, Musa hidup pada abad ke 14-13 sebelum Yesus Kristus. Tentulah “ilmu manajemen Yitro” dari masa itu berkembang di masa-masa selanjutnya ketika timbul bentuk “kerajaan” bagi Israel dan ketika mereka membangun Bait Allah Yerusalem.
Sebelum kita masuk dalam percakapan selanjutnya mari bersama-sama membaca Kel 18:13-27 dan merenungkannya. Apa saja prinsip penting manajemen yang dapat kita tarik dari dari nasihat Yitro bagi karya paroki kita?
===
Manajemen adalah alat yang netral. Bisa dipakai siapa saja, di mana saja, kapan saja. Tetapi supaya alat itu sungguh efektif, perlu persiapan penggunaannya. Maksudnya, alat itu perlu disesuaikan dengan lokasi dan situasi penggunaannya. Maka walaupun proses-poses pokok manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengendalian) sama saja, namun lingkup dan cara penggunaannya berbeda, maka ada manajemen negara, manajemen bisnis, manajemen militer, manajemen organisasi, manajemen pendidikan (universitas, sekolah), manajemen bengkel, manajemen hotel, manajemen toko, manajemen rumah tangga dan lain-lain, dan sekarang … manajemen paroki.
Pertama-tama mari kita kenali, Paroki itu apa dan bagaimana? Sebelum kita berdiskusi, agar tidak mulai dari awang-awang, saya sampaikan beberapa teks untuk titik tolak :
- Kelompok orang beriman setempat yang dikelola di bawah seorang pastor yang mewakili Uskup dan berkembang (SC 42)
- Gereja Kristus… di tempat masing-masing, umat baru dalam Roh Kudus…berhimpun karena pewartaan Injil… merayakan misteri Perjamuan Tuhan… menghubungkan semua saudara erat-erat… lambang cinta kasih… kesatuan Tubuh mistik… menguduskan… mengatur penerimaan baptis… sakramen penguatan (LG 26). Di bimbing Uskup,..ikut serta dalam kegiatan kerasulan dan misi.. sehati karena bersatu dalam limpahan syukur demi kemuliaan Allah (LG 27) pelayanannya diserahkan Uskup kepada imam.. memberi sumbangan dalam membangun seluruh Tubuh Kristus… menyingkirkan apa saja yang menimbulkan perpecahan… untuk kesatuan keluarga Allah (LG 28).
- Rumah kekeluargaan dan selalu terbuka menerima orang (Catechese Tradendae 67), persektuan iman dan persekutuan organik (Christifideles Laici 26).
- Tugas Paroki: Membentuk persekutuan umat beriman dan menghimpun mereka dalam ungkapan liturgis; sekolah mewartakan pesan keselamatan Kristus, mengamalkan solidaritas, karya amal kasih dan persaudaraan (Pesan Paus St Paulus VI, 27 Juni 1963).
Menurut Hukum Gereja, Paroki didirikan dengan maksud melaksanakan panggilan dan perutusan Gereja dengan melibatkan peran serta segenap umat beriman secara aktif (KHK kan. 515, kan. 528, kan. 529), dan harus memerhatikan hak dan kewajiban mereka terutama:
- Menurut kedudukan dan fungsinya wajib bekerja sama membangun Gereja (kan 208)
- Wajib membina persatuan di tingkat manapun dan menjalankan tugas dengan seksama (kan 209)
- Wajib dan berhak mewartakan Injil (kan 211)
- Wajib mengikuti ajaran Gereja dan sadar akan tanggungjawab masing-masing (kan 212 ay 1) dan berhak menyatakan pendapat dan harapannya (ay 2 dan 3)
- Wajib membantu kebutuhan Gereja, memajukan keadilan sosial dan membantu orang miskin (kan 222)
- Wajib memerhatikan kesejahteraan umum dalam melaksanakan hak-haknya (kan 223)
- Wajib dan berhak meresapi dan menyempurnakan tata duniawi dengan semangat Injil menurut kedudukan dan pekerjaan masing-masing dalam masyarakat (kan 225 ay 2)
- Serta berbagai hak lainnya (kan 213-239) yang untuk lengkapnya silakan dipelajari sendiri nanti sepulang dari penataran ini, meminjam Kitab Hukum Kanonik dan memfotokopinya dari Pastor Paroki masing-masing.
Dengan bertolak dari teks di atas mari kita gambarkan bersama realitas paroki kita masing-masing seperti apa sebelum kita masuk dalam manajemen atau tatakelolanya….. [Bersambung]