Dari perspektif Kitab Suci
Roma adalah satu kerajaan terbesar di dunia kuno, dan sangat besar peranannya dalam kejadian-kejadian Kitab Suci, khususnya pada bagian Perjanjian Baru. Kawasan tempat Yesus Kristus lahir, hidup dan wafat seluruhnya didominasi oleh Kekaisaran Roma.
- KEKAISARAN
Menurut tradisi, kota Roma didirikan pada tahun 753 SM oleh Romulus di daerah tujuh bukit yang merupakan tempat pertemuan bagi orang-orang Etruska, Latin dan Sabina di Italia. Raja-raja Etruska memerintah Roma sampai tahun 500 SM ketika raja Etruska yang terakhir, Tarkuininus Superbus digantikan oleh Republik Roma. Bentuk negara republik itu berlangsung hingga abad pertama SM, setelah Roma menjadi suatu negara besar yang luas wilayahnya di Laut Tengah. Karena semakin korup, republik diakhiri dengan suatu perang saudara (49-45 SM) yang dimenangkan oleh Yulius Caesar, yang kemudian menjadi diktator. Setelah ia tewas dibunuh pecahlah rangkaian perang saudara berikutnya (44-31 SM) yang berakhir dengan kemenngan Oktavianus (yang kemudian menjadi Kaisar Augustus) dalam pertempuran di Actium (31 SM) atas Markus Antonius dan Kleopatra. [Kaisar] Oktavianus Augustus memerintah dari tahun 27 SM hingga 14 M dan sangat berhasil memelihara stabilitas dan kedamaian di Kekaisaran Roma yang baru. Kekaisaran Roma bertahan di Barat sampai tahun 476 M dan di Timur (sebagai Kekaisaran Bizantium) hingga 1453.
Penduduk Yahudi Palestina memandang kemajuan Roma sebagai suatu kesempatan untuk membebaskan diri dari penindasan orang-orang Seleukus, khususnya Antiokhus IV Epifanes. Kitab Pertama Makabe berbicara secara positif mengenai bangsa Roma (1 Mak 8:1-16) dan mencatat persekutuan antara Roma dan Yahudi (1 Mak 14:40; 15:15-21; 2 Mak 11:34-38).
Pada peralihan awal abad pertama SM, Roma merupakan negara yang paling kuat di kawasan Laut Tengah, dan gempuran Popeyus Agung pada tahun 60-an menyapu Kerajaan Seleukus. Siria dijadikan suatu provinsi kekaisaran dan merupakan suatu garis pertahanan menghadapi bangsa Partia dari Timur, dan Yudea pun jatuh dalam yurisdiksi kekuasaan Roma.
Yesus lahir pada masa pemerintahan Kaisar Augustus (Luk 2:1), yang memerintahkan sensus sehingga membuat Maria dan Yusuf pergi ke Betlehem (Luk 2:1-4). Kehadiran bangsa Roma di Palestina masih terus berlangsung hingga Yesus dewasa (Mrk 12:13-14; Luk 3:14). Ia diadili di hadapan prokurator Roma, Pontius Pilatus (Mat 27:1-2, 11-26) dan dihukum mati menurut cara tradisional Roma yang dilaksanakan para prajurit Roma (Mat 27:27-31; Yoh 19:23).
Upaya penyebaran Injil yang dilakukan Paulus menjelajah dunia Roma, dan ia, seperti banyak misionaris yang mengikuti jejaknya, menggunakan jaringan jalan dan perhubungan kekaisaran untuk menjangkau sudut-sudut berbagai provinsi Roma. Paulus menikmati hak-hak khusus sebagai warga negara Roma (Kis 16:37-38) dan mengunakannya untuk melakukan banding langsung kepada kaisar (Kis 25:11) sesudah ditahan; untuk melaksanakan upaya pengadilan banding itu, Paulus dikirimkan oleh para penguasa ke Roma (Kis 27-28). Paulus menulis salah satu suratnya yang hebat kepada jemaat Kristen di Kota Abadi (lihat juga Surat Kepada Jemaat Roma).
Kitab Wahyu sebagian menyangkut perjuangan umat Kristen mempertahankan hidup melawan para penguasa Roma. Hubungan yang jelas mengenai perjuangan itu terdapat dalam Why 13:18, di mana bilangan binatang 666 sangat boleh jadi merupakan sandi-nama untuk Kaisar Nero; dan pelacur yang ditempatkan di tujuh bukit dalam Why 17:9 merupakan gambaran Yerusalem yang para pemimpinnya dikendalikan oleh kekuasaan Roma, ibu-kota kekaisaran yang letaknya di punggung tujuh bukit. Namun, mengikuti ajaran Yesus yang tidak mau memberontak menentang pembayaran pajak kepada kaisar (Mrk 12:13-17), para rasul mendesak agar umat Kristen di abad pertama menghormati para pejabat pemerintahan Roma dan menunjukkan diri sebagai contoh yang baik sebagai warga negara (Rm 13:1-7; 1 Ptr 2:13-17).
2. KOTA ROMA
Kota Roma melambangkan kebesaran peradaban dan kemajuan Roma bagi rakyat Roma dan tentu saja juga bagi seluruh penduduk daerah kekaisaran. Secara harfiah memang benar bahwa pada masa itu semua jalan menuju ke Roma, dan kota besar itu menjadi contoh prestasi politik, kesenian, arsitektur bangunan dan kebudayaan bagi penduduk kekaisaran Roma. Roma juga menjadi pusat seluruh pembaruan sosial dan keagamaan di dalam kekaisaran dan dengan demikian, tak bisa tidak, agama Kristen mendapatkan jalannya ke Roma juga. Iman pada mulanya dipandang warga kota besar Roma sebagai sekedar salah satu kultus yang lain dari Timur yang semakin populer di Roma.
Tidak jelas kapan awalnya agama Kristen tertanam benihnya di Roma. Ada yang menyatakan bahwa kebetulan para peziarah dari Roma hadir di antara mereka yang mengalami Pentakosta dan menyebarkan Injil setelah pulang kembali (Kis 2:10). Tradisi menyatakan bahwa Petrus pergi ke Roma dan mewartakan Injil di kota ini pada tahun empat-puluhan (lih Eusebius, Hist. Eccl. 2.14). Bagaimanapun yang pasti agama Kristen sudah berkembang di Roma pada akhir tahun limapuluhan ketika Paulus menulis Suratnya kepada Jemaat Roma (Rom 1:7-8). Rasul Petrus dan Paulus keduanya dibunuh sebagai martir di Roma sekitar tahun 67 M pada masa pemerintahan Nero.